Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pilu Petani Cabai, Tanaman Dibabat Saat Hendak Untung Berlipat

9 Maret 2021   14:15 Diperbarui: 11 Maret 2021   15:09 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kenaikan harga cabai (Sumber: money.kompas.com)

Harga cabai rawit merah sekarang sedang tinggi, lebih dari Rp100rb per kilogram. Apakah mahalnya cabai bikin makmur petaninya? Iya, tapi kebanyakan tidak.

Beberapa petani di desa saya dan desa tetangga sedang ketiban buntung. Minggu lalu tanaman cabai di sawah mereka tiba-tiba habis tak bersisa, dibabat sampai hanya tinggal pangkal batang. Padahal mereka baru sekali panen.

Tanaman cabai di sawah dipanen 2 hari sekali. Di sela waktu panen itu ada rampok yang membabat habis tanaman cabai para petani.

Pada waktu semalam saja, di desa saya, ada tiga petak sawah cabai rawit merah yang kerampokan. Di dua desa tetangga, berdasarkan obrolan dari anggota kelompok tani, total ada empat petak sawah yang juga dibabat maling.

Satu petak sawah luasnya sekitar 1000 meter persegi dan dapat ditanami sekitar 1500 pohon cabai. Bila satu pohon menghasilkan total satu kilogram cabai rawit merah, coba hitung sendiri berapa kerugian para petani itu? Sungguh pilu.

Menanam cabai rawit merah di sawah tidak semudah menanam di polybag. Menanam di sawah perlu perlakuan khusus.

Pada setiap sepetak sawah petani butuh 2-3 jenis obat anti hama dan jamur yang dicampur bersama air ke dalam tangki semprot. Obat pada satu tangkinya seharga Rp45rb untuk satu kali penyemprotan. Saya hanya menulis cabai nonorganik, ya, bukan organik yang perawatannya tentu beda.

Petani membutuhkan 15 kali penyemprotan yang berarti Rp45rb dikali 15, yaitu Rp675.000.

Selain obat, pupuk kandang juga diperlukan. Pupuk kandang tidak gratis. Petani harus beli kotoran sapi atau kambing ke para peternak. Normalnya untuk setiap satu pohon perlu 3 kg pupuk kandang.

Lalu yang sama pentingnya, ada biaya upah buruh dan biaya membuat bedengan yang di dalamnya ada biaya beli plastik penutup dan patok bambu juga.

Jadi kalau sawahnya dirampok, jangankan balik modal, malahan si petani bisa berutang untuk modal menanam di sawahnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun