Madani Film Festival, Terlalu Virtual Sampai Tak Terlihat

Anda penyuka film bertema Islami seperti 99 Cahaya di Langit Eropa, Surga yang Tak Dirindukan, Ayat-ayat Cinta, atau bahkan penggemar  film-film Rhoma Irama? 

Maka tontonlah Bang Oma beraksi di Madani Film Festival (MFF) 2020 yang telah dimulai pada 4 November lalu dan akan berakhir pada 4 Desember 2020.

Enam film lawas Rhoma Irama berjudul Berkelana 1, Berkelana 2, Satria Bergitar, Perjuangan dan Doa, Gitar Tua Oma Irama dan Darah Muda. 

Film-film itu dipilih karena dinilai sarat dengan nuansa dakwah. Saya pernah nonton Satria Bergitar dan Darah Muda karena dua film itu yang paling sering diputar di televisi tahun 1990-an.

Waduh! Malaslah mosok nonton film jadul, apa gak ada yang baru?

Kalau begitu Anda mungkin tertarik menonton film karya sutradara Afganistan, Sayed Jalal Rohani, yang tiga filmnya diputar di MFF 2020. 

Menonton film yang dibuat di Afghanistan mungkin akan memberi nuansa dan jalan berpikir yang berbeda karena kita tidak mengira bahwa sineas di daerah konflik bisa menghasilkan film bagus.

Selain dari Afghanistan kita bisa menikmati film-film dari Thailand, Iran, dan Nigeria.

Bila pada 2018 dan 2019 film-film dari MFF diputar di beberapa bioskop di Jakarta, maka tahun ini akan diputar di platform Kwikku.com, Viddsee, serta kanal YouTube Madani Film Festival dan kanal YouTube Dewan Kesenian Jakarta.

Sayang seribu sayang, susah sekali mencari dimana film-film itu diputar, padahal di banyak berita online dikatakan bahwa kegiatan utama MFF adalah pemutaran film.

Sewaktu saya menginstall aplikasi Kwikku dari Playstore, di dalam aplikasinya tidak ada tanda-tanda bahwa film MFF diputar disana. Pun waktu saya mencari-cari di versi dekstop beralamat di Kwikku.com, juga tidak ada jejak atau informasi secuilpun tentang keberadaan Satria Bergitar, Darah Muda, dan yang lainnya.

Di Kwikku hanya ada novel, webtoon, artikel, dan saling kenal antar pengguna seperti layaknya media sosial.