Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Seperti Kursus Masak, Investasi pun Tidak Seseram Hantu Bodong

30 Juli 2020   16:52 Diperbarui: 30 Juli 2020   17:53 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kursus masak?!

Ya, ketika seseorang ikut kursus masak lalu menjual masakannya di Instagram dan laku keras, maka kursus masak itu telah menjadi investasinya.

Seorang penyuka tanaman yang hobi membuat bonsai, kemudian bonsai itu ternyata dibeli orang seharga jutaan, maka proses membuat bonsai itu telah menjadi investasi orang tersebut.

Hal diatas adalah contoh investasi low risk alias investasi yang risikonya kecil.

Mosok jadi investasi? Wong saya jual makanan cuma iseng, tahu-tahu banyak yang pesan. Saya juga hanya hobi, iseng mengisi waktu luang dengan membuat bonsai, eh ada yang datang ke rumah lalu beli itu bonsai seharga Rp5jt.

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua adalah hasil usaha kita di masa sebelumnya.

Bertemu mantan pacar, eh, sahabat lama di halte Transjakarta itu juga bukan kebetulan. Karena usaha kita berangkat pada jam tertentu dan memilih lokasi tertentu maka kita bertemu sahabat tersebut.

Lalu investasi apa yang lebih "berat" dari kursus masak dan membuat bonsai? Yang seperti Jouska itu? Ya dan tidak.

Tolok ukur utama dalam melihat sebuah investasi asli atau bodong adalah investasi itu logis atau tidak. Semua yang tidak masuk akal pasti berujung tidak baik.

Logis tidaknya investasi dapat diketahui jika manajer investasi (perusahaan atau perorangan yang secara profesional mengelola dana dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi para investor yang sudah memercayakan dananya pada mereka):

Menawarkan imbal hasil yang tinggi tanpa memberitahu risiko-risikonya, dan mengklaim bahwa investasi tersebut aman. Imbal hasil tinggi tapi aman itu tidak logis. Yang relatif aman mungkin tabungan atau deposito bank karena imbal hasilnya kecil dan dijamin bank/LPS sampai nominal tertentu. Imbal hasil tinggi pasti akan memiliki risiko yang tinggi pula.

Manajer investasi yang asli, bukan yang bodong, akan membuka semua informasi kepada calon investor, tidak ada yang disembunyikan, termasuk kerugian yang mungkin akan dialami calon investor.

Legalitas
Manajer investasi, pialang saham dan berjangka harus punya izin. Jika menawarkan produk investasi tapi izin yang dimilikinya ekspor-impor tentu tidak nyambung. Pun jika menawarkan reksadana harus punya izin Agen Penjual Efek Reksadana (APERD), kalau izin yang dipegangnya adalah koperasi, jangan dipercaya ya, boss!

Agen asuransi pun harus punya lisensi dari AAJI yang membuktikan dia paham produk asuransi yang dijual beserta risiko yang akan dialami pemegang/pembeli polis.

Transparansi
Manajer investasi yang asli, bukan yang bodong, akan memberikan laporan keuangan berkala kepada investornya. Kemana uang "diputar", berapa prosentasi keuntungan dan jika ada kerugian berapa kerugian yang dialami investor.

Jadi berinvestasi saham, reksadana, forex, index, atau instrumen lain tidak seseram yang dibayangkan asal kita paham lebih dulu investasi tersebut dengan bertanya kepada manajer investasi atau pialang, atau bisa juga dari internet.

Investasi bisa menjadi salah satu cara untuk mendongkrak kemampuan finansial seseorang.

Kalau ingin berinvestasi di instrumen yang high risk sangat disarankan menggunakan idle money alias duit nganggur yang tidak terpakai sama sekali untuk keperluan apapun.

Kebanyakan orang diluar sana punya mindset keliru soal investasi. Mereka menginginkan imbal hasil yang tinggi tapi maunya aman tanpa risiko. 

Kebanyakan (calon) investor juga tidak mau repot-repot menanyakan akan dikemanakan dan digunakan untuk apa uang mereka pada saat pertama kali ditawarkan untuk berinvestasi. Mungkin karena maunya instan, banyak orang jadi mudah tergiur pada investasi yang tidak masuk akal alias bodong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun