Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film

Apakah Nonton Film Bajakan Jadi Solusi Karena Bioskop Jauh dan Tak Mampu Bayar Streaming?

28 Juni 2020   17:32 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:59 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ya, jadi solusi untuk kalangan kantong tipis, karena uangnya lebih baik untuk makan daripada nonton. Tapi boleh dong sekali-kali nonton film box office terbaru atau serial yang lagi hits untuk hiburan saat gabut. 

Sayangnya, harga tiket bioskop mahal, lokasinya pun jauh dari tempat tinggal. Tidak seperti di Jakarta bioskop ada dimana-mana. Di rumah orang tua saya dalam radius 5 km saja ada enam mal, lima diantaranya punya bioskop. Di daerah, bioskop terdekat jaraknya bisa belasan kilometer.

Nonton streaming juga harus bayar langganan, selain biaya kuota. Jadi kalau ada yang menyediakan film dan serial gratis, meskipun ilegal, ya ditonton saja. 

Sebagai informasi, film box office adalah film yang dalam hitungan hari sejak tayang di bioskop telah dapat keuntungan melebihi biaya produksinya. Sedangkan blockbuster adalah film yang biaya produksi dan promosinya lebih besar daripada kesuksesan filmnya. Lalu mockbuster adalah film yang dibuat untuk mengekor film pendahulunya yang sudah lebih dulu sukses. 

Eh, di YouTube kan bisa nonton film dan drakor tuh, kenapa gak di YouTube saja, gratis dan diperbolehkan. 

YouTube sekarang makin ketat memberlakukan peraturan hak cipta. Film, musik, dan video yang hak ciptanya sudah diklaim tidak bakalan bisa ditonton, kecuali dalam potongan-potongan berdurasi sangat singkat yang dikeluarkan si empunya hak cipta tersebut. 

Kalaupun ada film utuh yang bisa ditonton biasanya film itu sangat jadul atau hak ciptanya belum diklaim, atau sengaja dibiarkan tanpa hak cipta supaya film, aktor, aktris, sutradara, atau produsernya dikenal khalayak. 

Maka itu, situs streaming bajakan sangat banyak penontonnya. Apalagi mereka menyediakan kualitas film sampai tingkat Bluray (kualitas tertinggi dengan resolusi dan audio paling bagus). 

Itulah salah satu alasan, saya katakan, Kemkominfo sebenarnya tidak benar-benar memblokir situs Indoxxi. Indoxxi sendiri yang menyudahi layanannya secara resmi sejak Januari 2020, kemudian bertransformasi menjadi layanan streaming lain yang alamat domainnya berupa IP address. 

Kemkominfo tahu masyarakat butuh hiburan, memblokir Indoxxi secara serius sama saja mengecewakan masyarakat ke tingkat paling dalam. Berhubung menterinya dari parpol, kekecewaan rakyat bisa berimbas pada pertanyaan, "Menterinya dari partai mana, sih?" 

Di lain pihak, keberadaan streaming bajakan juga didukung media-media online, termasuk tribunnews.com dan grid.id yang notabene kepunyaan Grup Kompas Gramedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun