Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mudik Online: Kuota Banyak, Aplikasinya Tersedia, tapi Sinyalnya Tak Ada

23 Mei 2020   10:16 Diperbarui: 23 Mei 2020   10:08 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tadi pagi ketika bertemu beberapa tetangga saat memberikan zakat ke masjid, saya ikut nimbrung ke dalam percakapan mereka tentang sinyal internet di ponsel mereka yang lama-lama lebih sering tenggelam daripada timbul. 

Padahal mereka sudah mengunduh aplikasi Zoom untuk persiapan ber-videoconference-ria saat Lebaran besok. Kerabat mereka yang tinggal di Jabodetabek merekomendasikan Zoom karena video call di WhatsApp tidak nyaman, katanya. Suara bertumpuk-tumpuk dan gambarnya tidak bening, kata saudara mereka di kota. 

Saya dan suami juga merasakan selama pandemi sinyal data di ponsel makin lemah dan sering hilang. Tambahan lagi mendekati Lebaran sinyal makin susah. 

Sinyal 3G Telkomsel hanya kencang pada tengah malam sampai pukul 09.00 pagi, dan 4G hanya kencang selepas sahur sampai siang hari. Setelah itu lambat cenderung hilang. Lepas pukul 21.00 baru sinyal 4G stabil lagi, lambat tapi stabil tidak hilang. 

Sinyal 4G Smartfren lumayan stabil, dari sahur sampai mau tidur sinyal selalu ada. Hanya saja kalau dipakai untuk mengunduh dan mengunggah sangat lemah. Perlu waktu dua jam untuk mengunduh file sebesar 100MB. 

Sinyal XL di modem pun hanya kencang jika ditaruh diatas kulkas, bila modem dipindah sinyal langsung lenyap. 

Lemah dan timbul-tenggelamnya sinyal selain karena kapasitas jaringan provider yang overload selama pandemi, juga karena letak dusun kami ada di bawah dan terhalang oleh perbukitan, gunung, dan pohon-pohon tinggi. 

Banyak juga warga dusun yang keluar rumah ketika bertelepon ria karena didalam rumah sinyal kembang-kempis menyebabkan bicara harus berteriak dan lawan bicara mendengar suara yang putus-putus. 

Adik-adik saya pun sering kezel kalau group call dengan saya, karena saya sering hilang sehingga harus berulang-kali ditelpon balik. Kalaupun tidak hilang, suaranya putus-putus. 

Saya mencoba pasang Indihome. Tapi selama pandemi Indihome pun lemot. Ini bukan promo karena yang mampu menjangkau dusun kami memang hanya Indihome milik Telkom. 

Sebelum pulang dari masjid, para tetangga kompak bersuara. Mau pakai aplikasi apapun dan kuota sebanyak apapun kalau tidak ada sinyal bagaimana mau video call dengan kerabat mereka yang katanya mau "mudik online".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun