Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membandingkan Penghasilan Menjadi Ghostwriter dengan Menulis Buku Sendiri

21 Mei 2020   11:43 Diperbarui: 21 Mei 2020   19:07 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Fortune.com/SEBASTIEN THIBAULT)

Saya benar-benar harus menulis dari nol seperti membuat novel saya sendiri. Setahun kemudian ketika bukunya sudah diterbitkan penerbit mayor, ibu itu memberi "tanda terima kasih" Rp 2 juta untuk saya.

Selain bekerja sendiri secara lepas, ghostwriter juga ada yang menulis untuk penerbit. Namanya penerbit sudah pasti harus berkesinambungan menerbitkan buku.

Jika stok naskah kiriman dari para penulis dianggap kurang, maka penerbit menggunakan jasa ghostwriter untuk menulis genre tertentu. Buku karya ghostwriter itu akan diterbitkan memakai nama penulis yang sudah populer.

Ya, nama ghostwriter memang tidak akan tercantum dalam buku. Nama yang tercantum adalah nama orang yang menyewa jasa ghostwriter tersebut.

Ada semacam kode etik untuk ghostwriter. Mereka dilarang mengungkap siapa saja yang pernah memakai jasa mereka dan tidak boleh mengungkap judul-judul buku yang telah lahir dari tangan mereka. Yah, namanya juga penulis bayangan.

Soal penghasilan, bayaran ghostwriter memang (sedikit) lebih besar daripada jika kita menulis buku sendiri lalu menunggu royalti. Royalti datang 6 bulan sekali dan dipotong pajak dua kali karena dianggap pendapatan pasif. Honor ghostwriter dipotong pajak hanya ketika kita melapor di SPT.

Lain halnya jika kita penulis best-seller. Penulis best-seller sudah pasti punya penghasilan besar dan buku terbarunya selalu ditunggu penerbit.

Ada ghostwriter yang mematok Rp 20 juta-40 juta untuk sebuah buku, tapi itu karena mereka membentuk tim yang terdiri dari penulis, editor, dan layouter, dan jaminan buku pasti diterbitkan oleh penerbit mayor.

Jika mencari kepuasan batin, menulis buku dengan nama sendiri tentu lebih dicari. Ada rasa haru dan bangga bahwa kita telah menciptakan sebuah karya yang orang lain belum tentu bisa. Dan kita pun termotivasi untuk menulis lebih banyak buku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun