Halah, belagak mau menulis tentang centang biru, orang yang menulisnya saja masih centang hijau. Hehee, karena saya memang tidak spesialis menulis topik/kategori tertentu. Lagipula saya baru bergabung pada 2018 dan aktif pada 2020.Â
Kunci untuk mendapatkan centang biru (dari penjelasan tim Kompasiana di menu Bantuan) adalah Kompasianer centang hijau yang menulis dengan "standar kualitas tertentu" dan "konsisten menayangkan konten berkualitas".Â
Yang dimaksud "standar kualitas tertentu" dan "konsisten menayangkan konten berkualitas" adalah menulis dengan bahasa Indonesia yang baik, bukan bahasa slang dan bahasa pergaulan sehari-hari dengan topik menarik dan konsisten (terus-menerus) membuat tulisan menarik tanpa unsur hoaks, fitnah, mengadu-domba, ujaran kebencian, dan sebagainya.
Tapi itu saja tidak cukup.Â
Berdasarkan pengamatan saya terhadap tulisan-tulisan di masa lampau para Kompasianer centang biru, Kompasiana menerapkan spesialisasi.Â
Kompasianer centang hijau yang ingin mendapat centang biru tanpa harus menunggu berabad-abad dahulu, harus rutin dan konsisten menayangkan satu topik tertentu tanpa dicampuradukkan dengan topik lain.Â
Misal Kompasianer penyuka puisi, disarankan rutin dan konsisten hanya menulis puisi tanpa bercampur dengan topik lain misal, hari ini menulis puisi, besok politik, besoknya lagi pendidikan, lalu menulis puisi lagi. Makin banyak puisi yang dapat label "Pilihan" makin besar kesempatan dapat centang biru.Â
Pun demikian dengan Kompasianer yang gemar menulis tentang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Konsistenlah menulis rutin tentang IPTEK. Makin banyak artikel IPTEK yang dapat label "Pilihan" makin besar kesempatan dapat centang biru.Â
Setelah kelak dapat centang biru, maka Kompasianer bebas menulis topik/kategori apa saja sesuai hasratnya.Â
Selama ini Kompasiana belum pernah menurunkan "derajat" Kompasianer centang biru jadi centang hijau se"receh" apapun artikel yang dikeluarkan para centang biru. Paling-paling akun lenyap tersuspend, itupun karena melanggar tata tertib, bukan karena tulisan "receh".Â
Adanya "spesialisasi" ini juga menjawab pertanyaan saya mengapa ada Kompasianer dengan poin puluhan ribu, total artikelnya sudah ratusan, dan tulisannya yang jadi "Artikel Utama" pun ada puluhan, tapi masih bercentang hijau. Karena yang bersangkutan memang senang menulis banyak topik/kategori dan tidak spesialis pada satu topik tertentu.Â