Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tolak Timnas Israel Apalagi Main di Indonesia!?

26 Maret 2023   14:25 Diperbarui: 26 Maret 2023   14:59 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto (KOMPAS)

Konflik Israel-Palestina telah menjadi topik hangat dan kontroversial di dunia internasional selama beberapa dekade terakhir. Perseteruan ini tidak hanya mempengaruhi politik dan ekonomi, tetapi juga mencakup bidang olahraga, termasuk sepak bola. Timnas Israel, yang merupakan bagian dari Federasi Sepak Bola Israel, telah menjadi pusat perhatian dan kontroversi dalam beberapa tahun terakhir karena peran politiknya dalam sepak bola dan keterlibatan dalam konflik Israel-Palestina.

Namun, beberapa pihak telah mengambil tindakan untuk menolak partisipasi Timnas Israel dalam kompetisi sepak bola internasional sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina. Tindakan ini menimbulkan dampak besar pada dunia sepak bola internasional dan memicu berbagai reaksi dari berbagai pihak.

Konflik Israel-Palestina berakar dari sejarah panjang ketegangan dan pertikaian antara komunitas Yahudi dan Arab di wilayah yang sekarang menjadi Israel dan Palestina. Setelah Perang Dunia I, wilayah ini menjadi mandat Inggris dan penduduk Yahudi dan Arab mulai bersaing untuk mengklaim hak atas wilayah tersebut.

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan pembagian wilayah menjadi dua negara: satu untuk penduduk Yahudi dan satu untuk penduduk Arab. Namun, proposal ini ditolak oleh negara-negara Arab dan memicu Perang Arab-Israel pada tahun 1948. Israel memenangkan perang ini dan mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai negara pada 14 Mei 1948.

Sejak itu, konflik Israel-Palestina terus berlanjut dengan berbagai peristiwa penting seperti Perang Enam Hari pada tahun 1967, Perjanjian Oslo pada tahun 1993, dan konflik Gaza pada tahun 2008 dan 2014. Konflik ini telah menyebabkan kekerasan, korban jiwa, dan kerusakan infrastruktur di wilayah tersebut.

Konflik Israel-Palestina juga memiliki dampak signifikan pada dunia sepak bola, terutama bagi Timnas Israel. Sejak bergabung dengan UEFA pada tahun 1991 dan FIFA pada tahun 1929, Timnas Israel telah dihadapkan pada berbagai masalah terkait keamanan dan politik dalam sepak bola.

Pada tahun 1970-an, organisasi Palestina melakukan serangkaian serangan teror terhadap atlet Israel dan menuntut FIFA mengeluarkan Israel dari keanggotaannya. Meskipun FIFA menolak tuntutan ini, Timnas Israel terpaksa bermain di luar wilayah Israel untuk melindungi keamanan mereka.

Selain itu, Timnas Israel juga telah menjadi sasaran boikot olahraga internasional sejak tahun 1960-an sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina. Beberapa negara Arab dan Muslim, seperti Mesir, Yordania, dan Tunisia, telah menolak untuk bermain melawan Timnas Israel dalam kompetisi internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, kontroversi semakin meningkat ketika beberapa pemain Timnas Israel bergabung dengan klub sepak bola Israel yang berbasis di Tepi Barat yang dikuasai Israel. Klub-klub ini dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional karena wilayah Tepi Barat dianggap sebagai wilayah pendudukan oleh PBB.

Kontroversi dan protes terhadap Timnas Israel semakin meningkat, terutama setelah serangan Israel di Jalur Gaza pada tahun 2014. Beberapa pemain dan organisasi sepak bola mengambil tindakan untuk menolak partisipasi Timnas Israel dalam kompetisi sepak bola internasional sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun