Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengemis Makin Merajalela dan Dengan Berbagai Gaya

24 Februari 2023   10:13 Diperbarui: 24 Februari 2023   10:28 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengemis (Reuters/The Independent)

Sejak tahu ada istilah mengemis online mungkin saya ingin menulis topik terkait hal ini bukannya berkurang tapi ternyata hanya pindah tempat, mungkin kompasinaer juga ingin tahu. Langsung kita bahas.

Pengemis adalah orang yang meminta sumbangan atau sedekah kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di berbagai tempat di dunia, pengemis sudah menjadi pemandangan yang lazim di jalanan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pengemis semakin merajalela dan muncul dengan berbagai gaya yang semakin bervariasi. Topik ini menjadi penting untuk dibahas karena merajalelanya pengemis dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat bahkan sampai membuat gaduh, terutama dalam hal keamanan dan kenyamanan. Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, pengemis online pun semakin banyak ditemukan, dan dapat menjadi sarana penipuan dan tindak kejahatan lainnya.

Definisi pengemis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seseorang yang meminta-minta dengan tujuan memperoleh sumbangan atau sedekah dari orang lain.

Tipe-tipe pengemis dapat bervariasi tergantung pada karakteristik masing-masing pengemis. Namun secara garis umum beberapa tipe pengemis yang sering ditemukan pada era sekarang:

  1. Pengemis anak-anak: Anak-anak yang meminta-minta dengan berbagai alasan, seperti kehilangan orang tua atau tidak mampu sekolah.
  2. Pengemis orang dewasa: Orang dewasa yang meminta-minta dengan alasan kehilangan pekerjaan atau kesulitan ekonomi.
  3. Pengemis tuna netra: Orang yang mengalami kebutaan total atau parsial dan meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  4. Pengemis menggunakan alat musik atau atraksi lainnya: Pengemis yang menggunakan alat musik atau melakukan atraksi tertentu untuk menarik perhatian orang dan meminta sumbangan.
  5. Pengemis online: Pengemis yang meminta sumbangan melalui media sosial atau platform online lainnya dengan berbagai alasan, seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi kesehatan yang membutuhkan biaya pengobatan. Namun, ada juga yang memanfaatkan situasi ini sebagai cara mudah untuk mencari uang dengan mengelabui orang lain.

jika kita telaah ada faktor-faktor yang menyebabkan pengemis merajalela dan dampak dari merajalelanya pengemis:

  1. Faktor Ekonomi: Salah satu faktor yang menyebabkan merajalelanya pengemis adalah karena masalah ekonomi. Banyak pengemis yang mengalami kesulitan ekonomi dan memilih untuk meminta-minta sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Masalah pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di suatu wilayah atau negara juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah pengemis.
  2. Faktor Sosial: Ada beberapa faktor sosial yang menyebabkan pengemis merajalela, seperti kurangnya dukungan dari keluarga, isolasi sosial, dan masalah kesehatan mental.
  3. Faktor Budaya: Beberapa budaya memandang meminta-minta sebagai hal yang wajar dan diterima. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah pengemis di wilayah tersebut.

Dampak dari merajalelanya pengemis antara lain:

  1. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan: Penambahan jumlah pengemis dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga yang melintas di jalanan. Pengemis yang terlalu agresif atau melakukan tindakan yang mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain dapat menyebabkan ketidakamanan di jalan raya.
  2. Meningkatnya Risiko Tindak Kejahatan: Merajalelanya pengemis juga dapat meningkatkan risiko tindak kejahatan, seperti penipuan, pencurian, dan pemerasan.
  3. Dampak Psikologis: Bagi orang-orang yang mudah terpengaruh, melihat pengemis di jalanan dapat menyebabkan dampak psikologis seperti rasa takut, kekhawatiran, atau keterpurukan.
  4. Dampak Kesehatan: Banyak pengemis yang hidup dalam kondisi kesehatan yang tidak memadai, seperti kurang gizi, kurang tidur, dan paparan polusi. Hal ini dapat menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang seperti penyakit kronis atau masalah mental.

Dengan ini langkah-langkah serius perlu diambil oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini secara efektif dan berkelanjutan.

Dalam amatan saya ada beberapa tipe gaya orang melakukan aktivitas mengemis atau meminta-minta:

  1. Pengemis anak-anak: Pengemis anak-anak biasanya terlihat lucu dan menggemaskan sehingga mudah menarik perhatian orang. Mereka biasanya meminta-minta dengan alasan kehilangan orang tua, tidak mampu sekolah atau terlantar.
  2. Pengemis orang dewasa: Pengemis orang dewasa biasanya meminta-minta dengan alasan kesulitan ekonomi atau kehilangan pekerjaan. Beberapa pengemis orang dewasa juga berpura-pura menjadi orang cacat atau sakit untuk meminta simpati orang.
  3. Pengemis tuna netra: Pengemis tuna netra adalah pengemis yang mengalami kebutaan total atau parsial dan meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa pengemis tuna netra biasanya menjual barang-barang seperti sapu atau alat tulis untuk mencari nafkah.
  4. Pengemis menggunakan alat musik atau atraksi lainnya: Pengemis yang menggunakan alat musik atau melakukan atraksi tertentu untuk menarik perhatian orang dan meminta sumbangan. Ada beberapa pengemis yang mengenakan kostum atau memainkan alat musik yang unik agar dapat menarik perhatian orang.
  5. Pengemis online: Pengemis online adalah pengemis yang meminta sumbangan melalui media sosial atau platform online lainnya. Beberapa pengemis online memanfaatkan situasi sulit seperti pandemi Covid-19 atau kondisi kesehatan yang memerlukan biaya pengobatan sebagai alasan meminta sumbangan. Namun, ada juga yang memanfaatkan situasi ini sebagai cara mudah untuk mencari uang dengan mengelabui orang lain.

Tentu saja, gaya pengemis yang sering ditemukan di jalanan tidak terbatas pada lima tipe pengemis di atas saja. saya kira masih ada banyak tipe pengemis lainnya dengan berbagai macam alasan yang berbeda-beda. Namun, yang saya khawatirkan adalah oknum yang melakukan hal tersebut dengan cara mengelabui orang lain.

Namun jika dilihat dari sisi lain ada dampak negatif merajalelanya pengemis di masyarakat:

  1. Membuat keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu: Pengemis sering meminta dengan cara yang agresif dan mengejar orang-orang yang lewat. Hal ini dapat membuat orang merasa terganggu dan tidak nyaman di jalanan.
  2. Merusak citra suatu daerah atau negara: Keberadaan pengemis di suatu daerah atau negara dapat memberikan kesan negatif kepada para wisatawan atau tamu yang berkunjung. Pengemis yang terlihat kotor dan tidak teratur dapat merusak citra suatu tempat dan membuat orang berpikir dua kali untuk berkunjung ke sana.
  3. Dapat menjadi sarana tindak kejahatan dan penipuan: Beberapa pengemis sering memanfaatkan kesempatan untuk melakukan tindak kejahatan atau penipuan, seperti mencuri atau mengambil barang milik orang lain dengan alasan meminta-minta.

Dampak negatif pengemis bukan hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga oleh para pengemis itu sendiri. Merajalelanya pengemis dapat memperburuk kondisi kehidupan mereka dengan membuat mereka tergantung pada sumbangan orang dan tidak mampu menghasilkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara mandiri. saya kira penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pengemis dengan bijak dan berkelanjutan.

Dan ini adalah beberapa usulan kepada pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah pengemis merajalela:

  1. Langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi pengemis: a. Memberikan bantuan sosial dan pelatihan kerja kepada para pengemis untuk membantu mereka keluar dari kondisi kemiskinan dan mandiri secara ekonomi. b. Mengatur dan mengawasi pengelolaan tempat penampungan untuk pengemis dan orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial, seperti panti asuhan dan pusat rehabilitasi sosial. c. Meningkatkan patroli keamanan di jalanan untuk mengurangi tindak kejahatan yang dilakukan oleh pengemis. d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah pengemis dan merangsang masyarakat untuk memberikan sumbangan kepada lembaga amal atau organisasi yang bergerak di bidang sosial.
  2. Langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk membantu mengatasi pengemis: a. Tidak memberikan uang tunai atau memberikan sumbangan yang diarahkan kepada lembaga amal atau organisasi sosial yang terpercaya. b. Mendorong dan mendukung pemerintah dalam melaksanakan program-program sosial untuk membantu para pengemis. c. Melaporkan tindakan pengemis yang mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat ke pihak keamanan setempat. d. Memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya tidak memberikan uang kepada pengemis dan memberikan mereka pengertian tentang kepedulian sosial.

Mengatasi masalah pengemis membutuhkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga amal. Tindakan yang dilakukan harus berkelanjutan dan berbasis data untuk mengukur efektivitasnya dalam mengurangi jumlah pengemis di jalanan dan membantu para pengemis keluar dari kondisi kemiskinan dan mandiri secara ekonomi.

Dapat disimpulkan bahwa pengemis menjadi masalah sosial yang merajalela di masyarakat. Faktor-faktor yang menyebabkan merajalelanya pengemis di antaranya adalah kemiskinan, pengangguran, dan kurangnya fasilitas sosial yang memadai. Selain itu, gaya pengemis yang beragam, seperti pengemis anak-anak, orang dewasa, tuna netra, dan pengemis online juga semakin berkembang.

Merajalelanya pengemis dapat berdampak negatif terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat serta merusak citra suatu daerah atau negara. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun