Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Produktivitas Palsu

25 Desember 2022   11:47 Diperbarui: 25 Desember 2022   11:46 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by cottonbro studio

Produktivitas palsu adalah fenomena di mana seseorang merasa produktif karena terlihat sibuk, namun sebenarnya tidak menyelesaikan tugas yang sebenarnya penting atau tidak membuat kemajuan yang signifikan. Produktivitas palsu dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti terlalu banyak multitasking, terlalu banyak mengecek media sosial, atau terlalu banyak mengikuti rapat yang tidak produktif.

Produktivitas palsu dapat merugikan dalam beberapa cara. Pertama, seseorang yang merasa produktif namun sebenarnya tidak menyelesaikan tugas yang penting dapat merasa stres dan tidak tercapai. Kedua, produktivitas palsu dapat menghabiskan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk menyelesaikan tugas yang lebih penting. Ketiga, produktivitas palsu dapat menghambat kemajuan dan pertumbuhan pribadi atau profesional.

Untuk menghindari produktivitas palsu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, fokus pada satu tugas sekaligus dan hindari multitasking. Kedua, atur ulang kebiasaan buruk seperti terlalu sering mengecek media sosial atau menghabiskan waktu di rapat yang tidak produktif. Ketiga, buat daftar "to-do" dan alokasikan waktu untuk melakukan setiap tugas sesuai dengan prioritas. Keempat, gunakan teknik time blocking untuk membantu Anda lebih fokus pada satu tugas sekaligus.

Produktivitas palsu dapat merugikan baik secara pribadi maupun profesional. Oleh karena itu, penting untuk mengelola waktu dengan baik dan fokus pada tugas yang sebenarnya penting. Dengan melakukan hal-hal di atas, Anda dapat menghindari produktivitas palsu dan meningkatkan produktivitas yang sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun