Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencoba Sesuai Algoritma dari Tuhan Dalam Keseharianku

4 Desember 2022   12:59 Diperbarui: 4 Desember 2022   13:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mencoba Sesuai Algoritma Dari Tuhan Dalam Keseharian


Hidup dengan kondisi keuangan yang tak menentu, pendapatan harian tak tentu atau bisa dibilang hari ini ada, besok belum tentu akan ada. Tentunya jelas membuat aku atau siapapun orangnya, pasti akan merasa gamang.

Apalagi kebutuhan rumah tangga tiap hari harus selalu ada, minimal buat makan dan jajan anak-anak ku. Belum lagi ditambah dengan segala macam permasalahannya, serta kebutuhan pokok lainya, yang wajib selalu terpenuhi, semacam bayar listrik maupun sebaginya. 

Hal semacam ini, terkadang membat ku merasa lelah dan putus asa, hingga ingin mengakhiri segalanya. Tetapi terkadang tak jarang pula. Untuk mencoba berpasrah diri, sesuai kehendak yang sudah menjadi ketentuan tuhan.

Dimana aku, selalu mencoba mengikuti algoritma kehidupan. Namun, hidup di dunia ditengah ketiadaan dan kesusahan ekonomi. Memang sangatlah menyiksa sekali. Bahkan sering kali terbesit pikiran untuk menyimpang dari ketentuanya.

Akibat dari desakan kebuntuan yang terus melanda, karena acap kali gagal, kala hendak mencoba menerapkan algoritma kebutuhan hidup sehari-hari.

Ditengah ketiadaan keuangan. Padahal niatanya, untuk membuat hidup aku dan keluargaku, menjadi lebih baik serta terstruktur. Guna menghindari dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan maupun kesalahan-kesalahan yang sering kali terjadi.

Kalau mau aku contohkan, dari hal terkecil saja. Yang mana, uang 30 ribu dalam sehari-hari. Di rinci semaksimal mungkin. Tetapi kenyataannya duit segitu sama sekali tak cukup. Untuk makan aku dan istriku bersama tiga orang anak  ku.  

Meskipun aku sering mengajarkan algoritma kebutuhan hidup sehari-hari kepada istriku. Dan sering meberikan contoh ringan, yang dianalogikan, semacam cara membuat kopi. Yang diawali dengan membuka kemasan kopi dulu, terus menuangkan air panas kedalam gelas, yang sudah ada kopi sama gulanya, terus aduk. Kemudian Setelah semua tercampur rata, kopi siap aku minum. 

Tetapi memang sangatlah susah sekali, kalau dengan skala besar. Sehingga aku sekarang hanya bisa berpasrah diri, sambil tak luput pula, selalu terus  berusaha semampu ku. Guna mencukupi segala kebutuhan keluargaku, demi masa depan anak-anak ku.

Salam semangat manfaat dari aku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun