Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Trump Terpedaya Perang Ilusi Iran

22 Juni 2025   18:54 Diperbarui: 23 Juni 2025   10:38 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordo atau Fordow, selatan Ibu Kota Teheran, saat difoto dari atas pada 12 Februari 2025. (MAXAR TECHNOLOGIES via AFP)

Di bawah gurun tandus Natanz, ada dunia lain. Dunia di mana logam tak boleh berderak, di mana gerakan teknisi diukur dalam milimeter, dan suhu dikalibrasi dengan kesabaran seorang rahib.

Di ruang reaktor bawah tanah itu, para ilmuwan Iran menyusun masa depan bangsanya seperti seorang penenun Persia menyusun karpet dengan satu benang emas tiap malam.

Ada jalur kabel setebal jari manusia yang membentang seperti akar pohon, terhubung ke sentrifugal gas uranium yang berputar hingga 60.000 RPM. Di atasnya, ada jaringan sensor suhu dan tekanan, lengkap dengan pendingin berbasis nitrogen cair.

Bahkan, di beberapa titik, dipasang tirai elektromagnetik yang mampu menyerap gelombang radar dan menyamarkan panas. Iran tidak membangun reaktor; mereka membangun kamuflase.

Itulah yang tidak disadari oleh para jenderal di Pentagon. Itulah yang tidak tertangkap oleh sistem satelit buatan Israel.

Mereka melihat seolah-olah ada aktivitas besar di permukaan: kendaraan militer keluar masuk, alat berat diparkir rapi, panas terdeteksi meningkat drastis dari udara.

Yang mereka tidak tahu: itu semua palsu. Panggung yang terbakar bukan reaktor. Itu panggung boneka.

Iran tahu satu hal penting: dalam perang modern, citra adalah segalanya. Mereka tahu Israel tidak datang membawa infanteri. Tidak ada tentara bersenjata menyerbu dari darat.

Mereka datang dari langit, dengan satelit, drone, dan rudal yang mengandalkan data suhu, aktivitas visual, dan sinyal komunikasi. Maka, Iran membalas bukan dengan peluru, tapi dengan sandiwara.

Sandiwara yang disutradarai dengan presisi ala akademi militer. Di lokasi-lokasi strategis, mereka membangun reaktor palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun