Hari itu langit Timur Tengah kelabu. Tak karena cuaca, tapi karena rudal-rudal yang menyapa dan senggol-senggolan di udara. Taheran dirudal. Sentra pengayaan Nuklir Iran tak luput dibobol bom
Seperti tetangga lama yang lama-lama tak tahan saling pandang, Iran dan Israel akhirnya membuka suara dengan ledakan. Perang dimulai
Mulanya dari serangan kecil di perbatasan Golan, lalu dibalas drone di Teheran, dibalas balik lagi dengan serangan rudal balistik di Haifa. Sepekan, situasi meletup-letup.
Dua pekan, dunia mulai panik. Masuk pekan ketiga, semua orang di Pentagon sudah ganti kopi dari espresso ke teh chamomile.
Mari kita buka statistik. Bukan untuk menebak pemenang seperti judi bola, tapi karena dalam perang, angka juga bisa bicara.
Global Firepower (GFP) 2025 menyusun 60 lebih indikator untuk mengukur kekuatan militer negara: dari jumlah tank sampai panjang jalan aspal. Bahkan, mereka menghitung kecepatan pelabuhan dan kedalaman dermaga.
Ya, ini bukan hanya tentang jumlah jet tempur atau pasukan khusus. Ini juga soal seberapa cepat nasi bisa sampai ke medan tempur.
***
Iran berada di peringkat 16 dunia dengan skor 0,3048. Semakin kecil angka ini, semakin kuat negara itu secara militer. Iran adalah macan padang pasir. Badannya besar, tapi jalannya pelan.
Populasinya 88 juta jiwa, tapi yang bisa digerakkan sebagai pasukan aktif dan cadangan bisa mencapai 1,18 juta personel. Anggaran militernya? USD 15,4 miliar.