Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Inflasi dan Pengorbanan

8 Agustus 2022   07:46 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:07 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia tengah menghadapi dua peristiwa. Pertama, dinamika guncangan rantai pasok global. Kedua, dinamika antara laju inflasi.

Saya baru membaca rubrik opini harian KOMPAS, Minggu, 8 Agustus 2022. Padahal, artikel itu Edisi 7/8/. Sengaja saya beri bintangkan di WhatsApp, biar mudah mencari kembali.

Pasalnya, itu artikel Prof Muhammad Chatib Basri. Satu-satunya penulis yang paling saya demen di Kompas hanyalah Prof Khatib.

Dia menulis ekonomi makro dengan taste sastra yang kuat. Mengalir, crunchy, kendati dengan teori-teori bejibun, seperti ulasannya tentang kurva Phillips dalam kaitannya Indonesia terkini.

Lantas, saya kembali membuka beberapa coretan tentang persamaan kurva Phillips, dalam peristiwa ekonomi yang berbeda. Sekedar untuk memahami maksud tulisan Prof Chatib yang lumayan panjang di KOMPAS.

Tentu saja, dalam ekonometrika, persamaan kurva Philips, memiliki perhitungan yang rumit. Seperti ungkapan Prof Khatib di Kompas, kala persamaan kurva Philips diajarkan dalam mata kuliah ekonometrika di Australian National University (ANU).

Namun sederhananya, kurva Philips menjelaskan bahwa antara stabilitas harga dan kesempatan kerja yang tinggi tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Artinya, bila ingin mencapai kesempatan kerja yang tinggi/tingkat pengangguran rendah, konsekuensinya harus bersedia menanggung beban inflasi yang tinggi.

Dalam satu bagian persamaan kurva Philips, dijelaskan; dalam jangka pendek ekonomi menghadapi trade off/saling meniadakan, antara inflasi dan pengangguran. Semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat inflasi. Demikianpun sebaliknya, penyesuaian ekspektasi inflasi, akan menggeser kurva Philips keatas; yang ditandakan dengan meningkatnya permintan.

Akibatnya produsen akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pengangguran akan menurun, upah meningkat dan tingkat inflasi menurun.

Namun menurut Prof Chatib, sisi lain dari kurva Phillips adalah, upah yang meningkat, akan mengerek tingkat harga (inflasi)---sebagai ciri ekonomi yang memanas (overheating).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun