Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 1 2022

6 Mei 2022   02:08 Diperbarui: 9 Mei 2022   15:42 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis : Munir (Foto : MS-doc)

Di harian Bisnis Indonesia (4/5/2022), menteri keuangan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Q1-2022 di kisaran 4,5% - 5,2% (yoy). Alasannya, semua indikator ekonomi sepanjang Maret, berada pada teritori perbaikan. 

Berbeda dengan Menkeu, INDEF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Q1-2022, berada di kisaran 3,5%-4,5% (yoy). Capaian maksimal berada di batas bawah (menurut forecasting pemerintah). 

Menurut saya, bila pertumbuhan ekonomi >5% pada Q1-2022, kinerja PDB riil (ADHK) ideal berada di angka Rp.4.000-an Triliun dengan baseline Rp.2,681.10 Triliun (Q1-2021). 

Namun untuk mencapai pertumbuhan >5%, mari kita melihat indikator ekonomi sepanjang Januari 2022-Maret 2022. Dalam rentang waktu tersebut, sektor manufaktur kita menunjukan kinerja positif dari sisi PMI (prompt manufacturing index = 53 yang berarti baik). 

Dari sisi moneter, kebijakan BI yang dovish, dan terlibat aktif mendukung--memompa likuiditas pemerintah, menunjukkan bahwa, effort secara monetary policy, sudah on the right track ! Terbukti, inflasi masih terkendali di bawah 3%.

Namun kendala bahan baku akibat inflasi global dan krisis geopolitik, menjadi pengganjal akselerasi sektor manufaktur yang selama ini berkontribusi dominan pada PDB riil. Laju konsumsi pun tertahan akibat berbagai kelangkaan sektor pangan, kenaikan PPN 11% serta kenaikan harga BBM.

Hal di atas, memiliki andil dalam menahan laju pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga, yang selama ini menjadi prime mover pertumbuhan. Jadi, laju pertumbuhan PDB riil dan PDB keluaran, tertahan oleh kondisi yang terjadi sepanjang Januari 2022-Maret 2022.   

Pertumbuhan ekonomi dilihat secara tahunan pada Q1-2022, memang lebih baik (bila di kisaran 5%). Karena dengan periode yang sama di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi -0,74% (kontraksi). 

Namun dengan pertumbuhan ekonomi <5,02 % pada Q1-2022, menunjukkan pertumbuhan ekonomi berada di bawah teritori pemulihan. Artinya, pemerintah sudah menginjak gas (melalui kebijakan fiskal dan moneter), memacu laju pertumbuhan, namun ada berbagai hambatan yang menahannya. 

Saya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada Q1-2022, berada di bawah 5,02% (yoy) atau pada kisaran 4,8%-5% (yoy). Dasarnya adalah, kinerja output dan konsumsi yang belum benar-benar akseleratif. Ada jalan terjal pertumbuhan ekonomi, meskipun gas kinerja ekonomi sudah dipacu !

Insentif ekonomi Ramadhan dan Lebaran, baru akan terlihat di Q2-2022. Seiring mobilitas masyarakat yang meningkat disertai akselerasi konsumsi Rumah Tangga sepanjang bulan Ramadhan, lebaran dan spending tahun ajaran baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun