Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Joe Biden Makin Ngegas

28 April 2021   04:46 Diperbarui: 28 April 2021   04:52 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber : the conversation)

Di Bloomberg, demikian pula CNBC hari ini (27/4), tampak abang Joe Biden ngegas. Sebagaimana tabiat partai Demokrat AS, akan benar-benar fokus pada isu-isu HAM dan environmental/climate change.

Bila tiada aral melintang, abang Joe akan mengurangi 80% emisi karbon dari jaringan listrik AS. Saat ini, 45% struktur energi AS, diisi energi kotor. Pokoknya energi kotor seperti batu bara akan dihempas, sebagai wujud Paris agreement.

Sebagaimana tabiat AS, dia akan kampanye sebisa-bisanya soal pengurangan emisi karbon. Bila perlu main paksa. Bila abang Joe benar-benar keukeuh, apa jadi?

Tabiat AS yang main paksa inilah, beberapa minggu lalu, XI Jinping tunjukkan kepala batunya di forum Boao Asia (20/4). Kata Xi Jinping, "kenapa pula semua keinginan AS harus dituruti? Amerika stop bertingkah seperti bos besar. Urus diri masing-masing !"

Indonesia termasuk pemasok batu bara terbesar dunia. Bila kampanye climate change atau emisi karbon ini sungguh-sungguh masif, lantas bagaimana nasib abang-abangku, pemain batu bara di seputaran istana? Jangan sampai mereka tekor !

Sebagai pemain batubara kelas kakap, pasar utama RI adalah Tiongkok. Makanya, kalau ada apa-apa dengan negara tirai bambu itu, harga batu bara melorot sejadi-jadinya. Pengusaha RI juga terkaing-kaing.

Oleh sebab itu, jangan sampai hubungan RI keseleo dengan Tiongkok. Sedikitpun jangan sampai. Bila terjadi, abang-abang kita yang kena batunya. Apalagi, ada juga martabak rasa batu bara, tapi adanya dimana? Ah, cukup tahu sama tahu saja.

Bagaimana pula PLN yang 70% energi pembangkit primernya dari batu bara? Akankah Indonesia akan lemot, merespon isu-isu climate change? Jangan sampai, karena berjubel sanksi akan menanti-- wujud Paris agreement.

Dalam soal EBT atau green energy, Indonesia belum apa-apa. Geraknya masih merayap seperti siput. Hingga 2020, pertumbuhan bauran energi RI masih 187 Megawatt. Pada 2020, pertumbuhan EBT di 11,51%. Target 23% bauran energi di tahun 2025 itu masih merayap. Kenapa?

Ya karena di sekitar istana adalah para pemain energi kotor. Sebutlah abang Menko maritim, abang menteri pariwisata dan ekonomi kreatif juga abang Menko ekonomi. Jadi target bauran energi 23% tahun 2025, akan berbenturan dengan tembok raksasa conflict of interest. Mentoknya di politik juga, orang yang sama juga.

Bila abang Biden berkuasa hingga 10 tahun saja, dan isu-isu climate change ini diuber dengan sungguh-sungguh, maka pengurangan emisi karbon global ini akan tercapai. Yang kepala batu akan digergaji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun