Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andai Trump Itu Prabowo

15 Januari 2021   11:02 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:10 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: viva.co.id)

Kursi partainya bertambah eksponensial. Partainya tembus sebagai kekuatan utama dan atmosfer perpolitikan Indonesia. Dengan corong para ulama itu, partai Prabowo mengeruk suara pemilih.

***

Tinta pakta integritas itu rasanya belum kering. Harapan pada Prabowo dan partainya sebagai kekuatan oposisi masih menyala.

harapan suara Parbowo masih menyalak menggegar mimbar pun belum lekang. Dua bulan setelah Pemilu 2019, Prabowo menyuruk ke lingkaran Jokowi. Ia masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf

Sejak itu para ulama sendiri tanpa Prabowo. Yang tersisa adalah tanda tangan Parbowo dalam pakta integritas yang memorial itu. Berikut foto-foto romantika politik dalam lembar-lembar media.

HRS pulang sendiri ke tanah air. Tak jadi dijemput. Harapan pada demokrasi yang kokoh pupus. Ribuan umat menjemput HRS. Menanamkan asa padanya. Agar tak ditinggal sendiri.

Kini HRS sendiri---tanpa Prabowo kawannya. HRS sendiri di sebuah bilik penjara terpisah hingga menyesak. Ia dikekang tiga lapis sangkaan hukum.  

Dalam novelnya, Milan Kundera menulis sekali lagi, "PERJUANGAN MANUSIA MELAWAN KEKUASAAN ADALAH PERJUANGAN MANUSIA MELAWAN LUPA."

***

Politik dan demokrasi Amerika berada di tubir--menegangkan. The New York Times edisi (1/13) menulis, para ekstrem Republikan mengincar Biden. Jangan sampai tragedi John F Kennedy 1963 berulang. Sang Presiden modar diterkam pelor.

Trump tak meninggalkan pemilihnya. Ia menggugat kemenangan Biden. Ribuan orang dipimpinnya menyeruak---menyerbu gedung Capitol, Washington DC. Trump bukan bekas jenderal tempur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun