Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Terima Tantangan LBP?

4 Juni 2020   06:25 Diperbarui: 4 Juni 2020   08:36 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber : nusantaranews.co)

Sementara dalam struktur SBN dimaksud, porsi kepemilikannya lebih banyak asing. Selain itu, SBN RI pun yield-nya cukup tinggi bila dibanding negara lain.

Baik secara government currency maupun US$. Minatnya asing terhadap SBN karena yield tinggi. Jadi idaman karena yield tinggi. Berdasarkan Asean Bonds online misal, yield RI masi di atas 7%. Lebih besar dari negara lain di Asean

Kepemilikan asing terhadap SBN 10 th RI masih tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di Asean (sumber : Asian Bonds Online )
Kepemilikan asing terhadap SBN 10 th RI masih tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di Asean (sumber : Asian Bonds Online )

Yield SBN 10 th RI masih lebih tinggi, di atas 7% bila dibandingkan dengan negara lain di Asean (sumber : Asian Bonds Online)
Yield SBN 10 th RI masih lebih tinggi, di atas 7% bila dibandingkan dengan negara lain di Asean (sumber : Asian Bonds Online)

So, kalau kita lihat data terakhir, secara persentasi debt to GDP ratio, trendnya terus meningkat. Silahkan lihat data di atas yang saya posting.

Makin tinggi rasio utang terhadap pendapatan atau GDP, makin mempersempit ruang relaksasi APBN. Ga boleh dikritik? Luar biasa pak Luhut

Apalagi tak dibarengi dengan kemampuan melobi, merestrukturisasi utang lama yang jatuh tempo. So, untuk apa debat? Kalau sejak awal yang nantangin disclaimer ?

*Penulis sehari-hari adalah rakyat biasa, pedagang kaki lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun