__
Dus di politik, ada juga gertak semacam. Trump menggertak-gertak Xi Jinping. Presiden mata sipit ini tak kalah mental, balik gertak.
Xi Jinping bukan tipe presiden yang gampang ciut nyali. Apalagi kabur dengan leher melerok-lerok ke musuh dan ekor melengkung masuk ke bawa selangkangan.
Untuk menggertak balik, di hari ultah RRT, anggaran militernya dinaikkan. Terkaget-kagetlah Trump. Bisa jadi sampai terpental dari kursinya di White House.
Anggaran militer RRT dinaikkan hingga 6,6%. Anggaran akan ditetapkan sebesar 1.268 triliun (US$ 178 miliar atau sekitar Rp 2632 triliun) atau terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), yakni US$ 738 miliar.
Seakan-akan Xi Jinping hendak memelototi AS. Dua negera ini sebentar lagi saling baku hantam. Pokoknya sebentar lagi saja.
Tempo, awal Mei 2020, Amerika mengosok-gosok lautan Pasifik. Biar mendidih. Pembom B-1B Lancernya wara-wiri provokatif. Apa yang terjadi, terjadilah sudah.
Terkomporlah Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA). PLA ace jet tempur J-15 tampak dibikin mengaum-aum di langit China Selatan. Ibarat kata, elu jual gua beli. Mau apa juga jadi.
Rasa-rasanya Tiongkok memukul dada. Ego sebagai peradaban paling tua, membuatnya tak mau kalah pamor dengan negara para Cowboy yang bau kencur itu.
Lain soal dengan politisi dengan berbagai skandal korupsi. Baru juga diinjak satu jempol kakinya, air mukanya sudah jatuh. Takut bukan main. Bagaimana kalau dua jempol kaki diinjak pakai sepatu bot serdadu? Bisa terkaing-kaing sang politikus.
Baru diusik soal-soal hukum terkaitnya, sudah merumuk. Zonder daya. Hilang kira. Buang badan. Akhirnya jadi tukang manut bak kacung. Tak berguna suatu apa.