Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jebolnya Psikologi Masyarakat di Tengah Pandemi

26 Maret 2020   16:42 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:04 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : science.sciencemag.org)

NB News Box, salah satu portal berita berbahasa asing, merilis, _59 died after South African Church pastor make followers drink Dettol to cure coronavirus._

Tragis, 59 jemaat gereja meninggal setelah menegak Dettol. Oleh pendeta setempat, menganjurkan minum Dettol agar kebal diserang Covid-19.

Hal serupa juga terjadi di India. Reuters.com merilis ; _Hindu group offers cow urine in a bid to ward off coronavirus._ Kini puluhan orang yang minum urine sapi itu jatuh sakit, sebagaimana dirilis media-media internasional.

Di Khuzestan, setidaknya ada 73 orang yang lepas nyawa, setelah menegak akohol berlebihan untuk menangkal Corona. Penanganan RS di Khuzestan pada pasien korban alkohol juga meningkat seiring masifnya penyebaran Covid-19.

Saya baru buka sosmed (pukul 16.02 WIB), tiba-tiba ramai soal video di Saumlaki-Ambon sana, ada seorang bocah baru lahir, tiba-tiba bisa bicara, bahwa Covid-19 bisa ditangkal dengan makan telur rebus di jam 12 malam.

Sontak, berita ini tersebar berantai hingga menghebohkan satu Ambon dan seantero Indonesia. Salah satu akun twitter _@is_pelssy_ mencuit, pukul 11.12 malam, satu Ambon terbangun demi mencari telur di warung-warung terdekat.

Setelah Menkes bilang Covid-19 bisa sembuh sendiri, lalu menteri Mahfud MD dan Ngabalin bilang Covid-19 tak cocok di iklim tropis, lalu sontak Indonesia darurat Corona dengan tingkat _fatality rate_ mengekor Italia. Kepanikan masyarakat membuncah, di tengah kekeringan literasi tentang Virus dari China ini.  

Masyarakat yang kering akan literasi tentang Covid-19, kemudian menelan setiap muntahan kabar burung dan _hoax_ yang bergentayangan di lini masa. Dengan rate kematian yang tinggi di Indonesia dan kesembuhan yang rendah, serta tren kasus yang terus melunjak, naga-naganya, pertahanan psikologis masyarakat mulai retak dan nyaris jebol.

Ibarat orang tenggelam di tengah samudera yang berusaha menggapai jerami sebagai pelampung. Sekarang, apa saja mitigasi terkait Corona di sosmed, dijadikan pegangan. Di Timur sana, tiba-tiba saudara kirim gambar lengkuas, lalu bertanya, ini jahe merah yang diomong Jokowi ya?

Subuh tadi (26/3), di di kanal WAG alumni HMI, juga ada yang share, dalam waktu dekat AS akan launching Vaksin Covid-19. Meski kita baca di berbagai literatur farmasi, suatu vaksin itu bisa digunakan setelah diuji selama satu tahu lebih/18 bulan. Ternyata video rilis Trump itu hoax.

Di lini masa. Bertebaran berbagai sharing informasi tentang penangkal Covid-19. Bahkan menjurus ke sampah visual. Apa saja di-share. Kita bisa mengendus sebagai gejala kecemasan yang kian menyengat publik. Bukan cuma sengatan Virus Corona, sengatan disinformasi publik juga sangat mematikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun