Jadi bukan lagi soal pakai masker atau tidak, tapi bagaimana caranya ketakutan bin panik ini mereda. Dengan masker, kepanikan bisa tergencet sedikit. Minimal orang tidak was-was.
Waktu saya di _commuter_ Bogor-Jakarta, ada orang batuk tanpa permisi. Dahaknya berhamburan kemana-mana. Dia tak menggunakan masker. Semua mata tertuju padanya. Apa jadi kalau saya tak pakai masker, tentu panik, jangan-jangan dahak orang ini mangandung virus.
Bukan cuma masker. Antiseptic handwash or antiseptic handrub juga ludes. Dari warung kaki lima sampai ritel-ritel moderen habis diborong. Waktu saya wara wiri di salah satu toko swalayan di Bogor, ada emak-emak pusing setengah mati mencari Antiseptic handwash.
Bagaimana ini, mau pakai masker katanya tidak harus, pun ditimbun. Masyarakat diedukasi soal pentingnya cuci tangan dengan antiseptic, tapi barangnya juga ludes. Pemerintah bilang jangan panik, tapi menteri mau ke istana, diperiksa ujung kuku sampai ujung rambut, jangan-jangan mengandung virus Wuhan. Yang paling heboh itu Walikota Depok, dia bilang TBC lebih bahaya dari Covid-19, ngapain panik