Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tuan George Jago Politik

24 Januari 2018   07:45 Diperbarui: 24 Januari 2018   09:00 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar : iStock)

Tn. George yang kerja di salah satu firma pelat merah, merasa diri paling jago politik. Setiap pagi ia berjalan jelangak di kampung dalam serial pendek berjudul "Short-Term Politician." Alias Politisi Jangka Pendek. Mungkin boleh juga diartikan, "Politisi Sumbu Pendek."

Di kampungnya, tak ada yang boleh jago. Bukan apa-apa, setiap orang lain bicara politik, Tn. George selalu mencebik. Kalaupun menanggapi selalu sarkastik. Dengusannya selalu tumpah dalam setiap obrolan politik di kampung. Warga dan tetangga sudah sepat dan dongkol melihat gayanya.

Saking begitunya, di bagian serambi rumah miliknya ditulis dengan huruf kapital; THE KINGDOM OF POLITIC. Tn George berfikir, untuk berpolitik harus kuat-kuatan mencaplok. Kalaim sana klaim sini. Blaving sana blaving sini.

Apapun itu, yang jelas tiap hari George selalu membusungkan dadanya. Tanda jago. Tempo di jam ronda malam, ia jalan sambil mengepak-ngepak dua lengan, sekedar memberi kode, bahwa ia satu-satunya jagoan politik di kampung

Setiap politisi yang datang ke kampungnya, dari politisi ecek-ecek hingga kelas kakap, digiring habis-habisan ke serambi THE KINGDOM OF POLITIC. Demi menjaga harkat dan martabatnya sebagai mentor politik. Ia tak mau hilang pamor. Apalagi hilang penghasilan politik klaim.

Usut punya usut, ternyata Tn. George mengidap bipolar. Ada kelainan neurologi. Suatu waktu ia merasa dirinya tukang catat di firma milik negara. Di kesempatan lain ia merasa dirinya sebagai politisi tulen tanpa beban pikir. Kampanye kesana kemari tanpa sebab. Ia lalai dari tugas di firma tempat tugasnya.

George kini pemain tunggal di Helltown-Ohio, tempat lahirnya yang nyaris kosong. Sepi penduduk. Saking bencinya pada George dan pindah kampung ramai-ramai. George saban hari merasa jago sendiri di Helltown.

Siapapun dikampanyekannya. Demi menjaga muruah THE KINGDOM OF POLITIC. Hingga suatu waktu libido politiknya tumpah hingga ke tubir. Ia kampanye sendiri tanpa siapapun. Ngedumel sendirian di suatu siang sampai urat lehernya merah menyembul. Usut punya usut Tn. George tak lagi mengkonsumsi obat dari dokter. Bipolar-nya sudah kronis dan membuatnya sangat impulsive dalam soal-soal politik.

Tn. Stafford yang berdarah biru sudah sepat melihat tingkah George. Ia berang. Rasa-rasanya ingin mendebah George. Di otak Stafford hanya ingin menampar George yang sombong tapi konyol sekaligus kotor mulut kalau debat politik.

Akhirnya Stafford menemukan cara, bagaimana semestinya mengukur George. Dalam buku POLITICAL FOLLY yang ia temu di gudang, ada teori lawas bilang begini. "Kalau mau mengukur seorang politisi, tanya saja kesan para tetangganya, siapa dia sesungguhnya." Tn Stafford girang bukan kepalang. Akhirnya ia menemukan cara, bagaimana semestinya mengukur George.

Satu per satu Stafford samparin tetangga Tn. George. Menanyakan hal ihwal kesan mereka dari A sampai Z terhadap George. Dari 100 orang ia tanya, hanya satu orang yang abstain, yaitu Tn Sinclair. Kebetulan Sinclair ini pendeta di Helltown.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun