Mohon tunggu...
trayem
trayem Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurnalis Juga Niat Ngantor Kok

12 Februari 2019   16:09 Diperbarui: 12 Februari 2019   16:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda punya alasan untuk benar tapi tetap disalahkan? Apa yang harus dilakukan? Mengalah? Tunduk dan menganut? Atau membungkam dengan kebenaran?

Pertanyaan saya di atas hanya salah satu implementasi terhadap tempat baru saya bernaung. Tempat dimana awalnya saya yakin bisa melakukan hal baru dan berkembang bersama dengan orang-orang hebat di dalamnya. Tantangan tempat baru kali ini memang cukup berbeda dengan yang terdahulu.

Sebagai jurnalis, mencicipi bekerja di sebuah startup media cukup membuat saya deg-deg ser. Sensasi menjadi salah satu generasi-generasi awal yang membangun sebuah perusahaan media baru tentu sangat saya harapkan.

Keyakinan dan semangat berapi-api itu tumbuh dan saya hadirkan pada hari pertama masuk kerja. Tanpa tedeng aling-aling saya langsung dipertemukan dengan dengan redaktur dan beberapa atasan kantor.

Lantas, saya diberikan briefing perihal alur kerja jurnalis disini. Dari titik inilah saya cukup merasa ada kejanggalan dalam cara kerja sebuah media online berbasis digital. 

Saya keheranan saat melihat rekan-rekan jurnalis lain yang lebih awal join kantor. Mereka diminta sang redaktur untuk menulis naskah, lalu mengeprintnya dan memberikan kepada redaktur.

 Hell what? Jujur saya kebingungan mampus disitu. Ini tahun 2019 coy. Tahunnya shio Babi dan pintu rezeki. Disaat pesaing-pesaing media startup sudah mulai beradu kecepatan ini malah memilih langkah kemunduran.

Sebenarnya saya bukan orang yang berhak menjudge atau mempertanyakan sebuah cara kerja di kantor startup. Saya orang baru disini. Tapi saya juga bukan orang baru di media. Meski saya baru bekerja dua tahun sebagai generasi terakhir jurnalis tabloid olahraga pertama di Indonesia, pengalaman itu tetap membawa saya untuk berpikir.

Meski tah sepaham dengan gaya kerjanya saya coba adaptasi. Ini semua berkat pesan orang tua dan teman-teman yang selalu bilang "Coba dulu aja, siapa tahu nanti berubah."

Persoalan bukan hanya di print tulisan yang cukup menguras waktu saja. Terdapat satu hal lagi yang membuat saya sulit mencerna keinginan dan tujuan startup media online ini.

Adanya aturan baru perusahaan mengenai potong gaji jika terlambat dari 15 menit cuga cukup memberatkan. Besaran potongannya pun tak sedikit. Cukup untuk makan dua hari anak kosan, yakni 50 ribu hingga 80 ribu perhari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun