Mohon tunggu...
M yahya wahyudin
M yahya wahyudin Mohon Tunggu... Atlet - Reasearcher

Orang bodoh yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Algoritma Homo Deus: Garis Kemalaratan Biologis

25 Agustus 2020   18:27 Diperbarui: 25 Agustus 2020   19:11 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penulis termotivasi menulis ini setelah membaca bukunya Yuval Noah Harari yang berjudul Homo Deus yang menceritakan bagaimana masa depan umat manusia serta kesiapan manusia menghadapi masa depan. Di tambah keadaan dunia yang sedang dilanda bagian dari rentetan "garis kemalaratan biologis" dalam sejarah manusia.

Pada tahun 2020 adalah tahun dimana sebuah wabah yang dinamakan virus corona menyerang dunia. Bahkan badan kesehatan dunia WHO memberikan status pandemic terhadap hadirnya virus ini, itu menunjukan jika status pandemic lebih parah daripada epedemi yang hanya terjadi pada satu daerah atau wilayah tertentu. Namun walaupun begitu, ternyata korban jiwa di seluruh dunia belum menyentuh angka satu juta.

Dalam rentetan sejarah manusia virus corona bukan satu-satunya wabah atau penyakit menular yang pernah hadir, namun masih ada "maut hitam" (sebutan dari yuval noah Harari) yang lebih jahat dan lebih kejam bahkan bisa membunuh setengah populasi dari suatu wilayah. Rentetan penyakit tersebut Yuval Noah Harari menyebutnya dengan "Garis kemalaratan biologis".

Pada tahun 1330 di suatu tempat di Asia timur  atau tengah meletup sebuah sebuah wabah yang terkenal yang disebabkan oleh kutu yesirnia pestis mulai menginfeksi manusia yang digigit Kutu. Kejamnya dalam waktu kurang dari dua tahun seluruh Asia, Eropa dan Afrika Utara telah terpapar wabah mematikan ini. Wabah ini membunuh 200 juta orang atau lebih dari seperempat populasi Eurasia. Di Inggris 4 dari 10 orang mati dan populasi susut dari 3,7 juta sebelum adanya wabah menjadi 2,2 juta setelah adanya wabah, bahkan Florensia ternyata kehilangan 50.000 dari 100.000 ribu penduduknya. Bayangkan saja Florensia yang mempunyai wilayah kecil kemudian kehilangan setengah dari populasi penduduknya. Lalu bagaimana setengah populasi setengahnya lagi yang masih selamat? Bagaimana mereka bisa menjalani hidup ditengah baying-bayang "maut hitam'?

Pada saat itu pemerintah maupun para pejabat tidak tahu lagi apa yang harus mereka lakukan? Pada tahun 1330 dunia medis tentunya tidak semaju dan semodern sekarang, mereka bisa menjalani kehidupan karena kemampuan uniknya untuk percaya pada mitos-mitos dan dewa-dewa. Mereka percaya bahwa terjadinya wabah ini adalah bagian dari kemarahan dewa-dewa maka cara penyelesaianya pun dengan ritual masal dan lain lain.

Namun ternyata wabah tersebut bukanlah wabah yang paling kejam, bukan juga satu-satunya wabah dalam sejarah manusia. Epidemic yang lebih dahsyat melanda Amerika, Australia dan kepulauan pasifik  setelah kedatangan pertama bangsa Eropa. Dan hal itu tidak pernah disadari oleh para pemukim dan para penjelajah, yang lebih parah penduduk asli tidak punya kekebalan tubuh yang kuat untuk menghadapinya . hingga 90% populasi local meninggal sebagai akibatnya .

Harari kembali menceritakan pada tanggl 5 Maret 1520, ada satu rombongan kecil kapal-kapal Spanyol bertolak meninggalkan pulau kuba dalam perjalanan menuju Meksiko. Kapal-kapal itu membawa 900 tentara Spanyol bersama kuda-kuda, senjata api dan sejumlah budak Afrika. Salah satu budak itu bernama Fransisco de Egula, membawa lebih dari satu kargo pasukan yang lebih menakutkan disbanding pasukan Spanyol itu sendiri, pasukan mematikan ittu tumbuh dalam tubuhnya. 

Dia tidak pernah mengetahui apa yang sedang hidup dalam tubuhnya, tetapi di suatu tempat di antara triliunan sel dalam tubuhnya berdetik satu bom waktu biologis: virus cacar. Setelah Fransisco mendarat di Meksiko, virus itu langsung berkembang biak cepat dalam tubuhnya dan meletup keluar ruam-ruam yang sangat mengerikan, dia ditidurkan disebuah rumah pribumi di Amerika kota Cempoalan, akhirnya diia menulari keluarga disana, kemudian para tetangga. Akhirnya  dalam waktu 10 hari kota tersebut menjadi kuburan penyakit yang mematikan. 

Seperti biasa, karena pada zaman itu manusia hidup karena hal-hal mistis atau percaya terhadap dewa-dewa maka mereka meyakini jika penakit mengerikan itu datng dari kemarahan dewa-dewa yang tiap malam pergi dari satu tempat ke tempat lainya untuk menyebarkan penyakit tersebut. Dari 22 juta populasi penduduk Meksiko pada waktu berubah drastic menjadi 14 juta penduduk saja, sungguh mengerikan!!!

Dua abad kemudian, pada 18 Januari 1778, penjelajah Inggris Kapten James cook mencapai hawai, sebuah pulau kecil yang terisolasi dari Amerika maupun Eropa sehingga mereka tak pernah terpapar oleh penyakit menular dan wabah. Namun kedatangan Kapten James ke Hawai membawa penyakit tuberculosis dan sipilis. Para pendatang Eropa berikutnya membawa tipus dan cacar, akhirnya pada tahun 18853 hanya 70.000 orang yang selamat.

Epidemi terus membunuh jutaan umat manusia sampai pada abad ke-19 hadir sebuah flu yang ganas dengan apa yang disebut "Flu Spanyol". Kekejaman flu tersebut membunuh 50 juta sampai 100 juta orang tiap tahun, lebih parah dari peristiwa perang dunia 1 dan 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun