Mohon tunggu...
Yahya Ardiantoro
Yahya Ardiantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

selamat berkunjung disitus kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Anak

28 Juli 2021   09:11 Diperbarui: 28 Juli 2021   09:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Tingkat pendidikan dan wawasan orang tua turut mempengaruhi perkembangan dan kehidupan anak di masa depan. Seorang anak dapat diibaratkan sebagai selembar kertas berwarna putih dan orang tuanyalah yang memiliki peran utama dalam mewarnai kertas itu dengan merah, kuning, hijau, ungu atau beraneka rupa warna. Pemberian warna pada kertas putih dapat dikatakan sebagai pola asuh. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal diperlukan pola asuh yang tepat..

Anak seringkali dikatakan sebagai investasi oleh orang tua. Sebagian besar orang tua memiliki harapan atau keinginan agar anak-anaknya mendapat kesuksesan di masa depan. Dengan berbagai cara, orang tua akan berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkannya. Orang tua pun terkadang tidak peduli dengan banyaknya harta dan pengorbanan yang harus dikeluarkan. Orang tua akan merasa puas dan berhasil apabila anaknya mendapatkan prestasi dan karir yang tinggi di kemudian hari.

Orang tua pun memiliki harapan terhadap karakter anak yang mereka lahirkan dan besarkan, misalnya taat, patuh, suka menolong, terampil, mudah bergaul, disiplin, dan sifat-sifat lainnya. Harapan dan keinginan orang tua untuk masa depan anak akan mempengaruhi cara mereka dalam memperlakukan dan memberikan tugas atau tanggung jawab kepada anak.  Pemenuhan kebutuhan materi dan non-materi seperti kasih sayang dan perlindungan kepada anak juga tak luput dari perhatian orang tua. Dengan kata lain, orang tua akan menggunakan model pola asuh tertentu untuk memenuhi keinginan anak.

Pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai salah satu metode mendisiplinkan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak. Pola asuh dapat dilihat dalam bentuk merawat, memelihara, mengajar, mendidik, membimbing, melatih yang terwujud dalam bentuk pendisiplinan, pemberian tauladan, kasih sayang, hukuman, ganjaran dan kepemimpinan dalam keluarga melalui ucapan dan tindakan-tindakan orang tua. Pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga macam yaitu demokratis, otoriter, dan permisif .

Ketika menerapkan model pola asuh demokratis biasanya orang tua mendorong anak untuk mandiri, namun orang tua tetap membatasi dan mengontrol perilaku anaknya. Kebiasaan orang tua dengan pola asuh demokratis adalah memberikan kebebasan kepada anaknya untuk melakukan apa saja, tetapi orang tua tetap akan memberikan bimbingan dan arahan. Orang tua yang menerapkan pola asuh seperti ini biasanya menunjukkan sifat yang hangat dan penuh kasih sayang dalam interaksinya dengan anak-anaknya. Anak yang dibesarkan oleh orang tua seperti itu akan tampak dewasa, mandiri, ceria, mampu mengendalikan diri, memiliki rasa pencapaian, dan dapat menangani stres dengan baik.

Dalam penerapan pola asuh otoriter, apabila anak melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua, maka orang tua akan membatasi anak dan menghukumnya. Orang tua yang otoriter biasanya tidak ragu-ragu untuk menghukum anak-anak mereka dengan menyakiti secara fisik, menunjukkan kemarahan kepada anak-anak mereka, dan menegakkan aturan secara ketat tanpa penjelasan. Anak yang diasuh oleh orang tuanya dengan pola ini cenderung kurang dewasa, kurang kreativitas atau inisiatif, tidak tegas menilai baik dan buruk, benar dan salah, acuh tak acuh, kurang pandai dalam hubungan sosial dalam hubungan interpersonal, ragu-ragu atau mengambil keputusan karena takut dimarahi.

Model pola asuh yang ketiga adalah permisif, yakni orang tua tidak akan pernah memiliki peran apa pun dalam kehidupan anak. Anak-anak menikmati kebebasan apa pun tanpa pengawasan orang tua. Orang tua mengabaikan tanggung jawab inti mereka dalam merawat anak, dan hanya mempertimbangkan kepentingan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini rentan terhadap pelanggaran hukum, seperti membolos, ketidakdewasaan, harga diri rendah, dan isolasi dalam keluarga.

Fenomena di masyarakat tentang kesalahan dalam menerapkan model pola asuh anak saat ini sering kali terjadi, seperti kekerasan fisik dan psikis terhadap anak, anak terlalu dibebaskan dan sebagainya.  Orang tua seharusnya perlu mengetahui bahwa pola asuh yang diterapkan sangat berdampak terhadap psikis anak. Jika anak dididik dengan memperhatikan aturan agama dan pendidikan yang baik akan mempengaruhi karakter anak bahkan menjadi anak yang taat dan patuk kepada orang tua. Sebaliknya, jika anak menerima pendidikan kekerasan maka akan menjadi anak dengan krisis kepercayaan dan kecerdasan yang rendah. Apa yang diberikan atau diajarkan oleh orang tua terhadap anak akan membentuk kepribadian kelak setelah dewasa.

*Mahasiswa PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

-Muhammad Yahya Nur Ardiantoro (2000005313)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun