Mohon tunggu...
Edison Hulu
Edison Hulu Mohon Tunggu... Dosen - Ekonomi dan Keuangan

Dosen, Peneliti, dan Pelaku Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Gangguan Utama Ekonomi Global Bukan Perang dagang China dan Amerika Serikat

16 Mei 2019   09:30 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi China sekitar 10 persen per tahun, dan terus melambat sampai saat ini, sekalipun tanpa perang dagang China dan Amerika Serikat.  Demikian juga kinerja pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,  pertumbuhan ekonomi normal (kinerja pertumbuhan ekonomi dipandang baik), yaitu, sekitar 2.5 persen sampai 3 persen, dan kinerja seperti ini tidak tercapai.  Artinya, tanpa perang dagangpun, kinerja pertumbuhan ekonomi dua negara besar tersebut cenderung turun.

Lalu, apa ganguan utama ekonomi global yang menciptakan peluang perusahaan-perusahaan global akan mengalami kekhawatiran rugi, dan juga perbankan.  Minimal ada tiga faktor utama dan akan dijelaskan dalam uraian singkat berikut ini.

Pertama, sekalipun suku bunga global tidak menaik,  tetapi berkaitan dengan semakin pesat perkembangan on line lending and borrowing, seperti model peer to peer Lending (P2P) di beberapa negara, termasuk Indonesia, pada awalnya diharapkan akan terjadi suku bunga pinjaman rendah dibandingkan dengan suku bunga bank (dengan alasan biaya rendah),  tetapi sebaliknya yang terjadi, yaitu, suku bunga pinjaman sekitar dua kali lebih besar dari suku bunga pinjaman dari bank, baik di negara maju maupun di negara berkembang.  

Biasanya nasabah pinjaman on line ini adalah individu-individu (perusahaan kecil), karena suku bunga tinggi, akan mempengaruhi konsumsi yang merupakan faktor utama pendukung pertumbuhan ekonomi. 

 Intinya,  perkembangan pesat pada online lending and borrowing gagal menciptakan suku bunga rendah, pada gilirannya menjadi gangguan pengganjal pertumbuhan ekonomi global ke depan.

Kedua,  ekspektasi bahwa suku bunga riil dalam jangka panjang ke depan semakin tinggi,  dan diperkirakan bahwa tingkat suku bunga riil telah berada pada tingkat di mana mengurangi kecenderungan untuk menginvestasi, maka secara tidak langsung dalam jangka panjang ke depan akan berkurang investasi pada sektor riil dan meningkat investasi pada sektor keuangan,  meningkat pengangguran, dan pada gilirannya semakin menurun pertumbuhan ekonomi.  Bank sentral diberbagai negara kelihatannya tidak mampu meredam suku bunga agar semakin turun.

Ketiga,  karena suku bunga pinjaman cenderung semakin tinggi, maka banyak pelaku ekonomi (termasuk pemerintah) memanfaatkan surat hutang (obligasi) dan diperkirakan akan berlangsung dalam jangka panjang,  dampaknya,  berpeluang gagal bayar pada saat jatuh tempo.  Kegagalan masif akan berbuah krisis seperti yang dialami dunia pada tahun 2008/2009 yang lalu.

Inti yang disampaikan ialah  seyogianya tidak perlu mengkambinghitamkan "perang dagang China dan Amerika Serikat" sebagai penganggu utama kinerja pertumbuhan ekonomi global. Tetapi gangguan terbesar, karena, karena kesalahan masing-masing negara dalam mengelola sektor keuangan , sebagai contoh,  kegagalan pengendalian suku bunga pinjaman online, kegagalan menurunkan suku bunga agar mendorong investasi, dan kegagalan mengelola pasar surat-surat hutang (oligasi).

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun