Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Chelsea Kembali ke Jalan yang Benar

3 Februari 2019   18:16 Diperbarui: 4 Februari 2019   09:07 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gonzalo Higuain, sumber : weaintgotnohistory.sbnation.com

Penampilan Chelsea pada pekan ke-24 dan ke-25 kemarin ini sangatlah kontras. Ibarat lagu pop jadul Billbroad dulu, "Madu dan Racun" demikianlah penampilan The Blues ini. Kalau pada pekan ke-24 kemarin Chelsea "menenggak racun oplosan" sehingga dipermak Bournemouth 0-4, maka pada malam minggu yang adem di pekan ke-25 kemarin, Chelsea "menikmati madu" dengan mencukur habis tim juru koentji Huddesrfield dengan skor 5-0!

Tampaknya hairdryer Fergie yang sudah lama disimpan di gudang itu, telah ditemukan Sarri, dan dipakainya untuk mengeringkan mental anak buahnya. Huddesrfield memang bukan lah Bournemouth karena Bournemouth (posisi 10) itu jelas lebih kuat dari Huddesrfield (posisi 20)

Data statistik pertandingan jelas menunjukkannya, ketika bertanding melawan Bournemouth, Chelsea hanya mampu melepaskan 11 tembakan saja (7 on target tanpa gol, 2 melenceng, dan 2 terblok), penguasaan bola Chelsea memang mencapai 68%, tetapi itu hanya sebatas data diatas kertas saja, karena mereka tidak mampu mengkreasikan banyak peluang.

Sebaliknya dengan penguasaan bola 32% saja, Bournemouth mampu melepaskan 12 tembakan (7 on target dengan berbuah 4 gol, 2 melenceng dan 3 terblok) Artinya Bournemouth bermain efisien dan mampu memaksimalkan peluang yang didapat (4 gol dari 7 peluang)

Ketika bersua Huddesrfield di Stamford Bridge, Chelsea menggelontorkan 23 tembakan (7 on target berbuah 5 gol, 8 melenceng, dan 8 terblok) dengan penguasaan bola mencapai 65%. Sebanyak 23 tembakan itu menunjukkan betapa besarnya gairah anak-anak Chelsea ini ketika menghajar Huddesrfield! 5 gol dari 7 peluang yang didapat, jelas menunjukkan bagaimana bagusnya hoki anak-anak Chelsea saat menjelang Imlek ini.

Sebaliknya dengan Huddesrfield yang selama 90 menit hanya mampu melepaskan 5 tembakan saja (2 on target tanpa gol, 1 melenceng, dan 2 terblok) atau satu tembakan saja untuk setiap 18 menit! Artinya kalau mau, kiper Chelsea itu "masih sempat ngopi sambil memasak mi instan di belakang gawangnya selama seperempat jam. Setelah itu, barulah ia ke depan untuk menyongsong tembakan anak-anak Huddesrfield."

Higuain dan David Luiz, sumber : AFP/Ian Kington
Higuain dan David Luiz, sumber : AFP/Ian Kington
Apakah Chelsea sudah kembali ke puncak performanya lagi?

Nanti dulu, sebab Huddesrfield ini cuma klub gurem yang tidak bisa dipakai sebagai referensi. Bermain 25 kali, Huddesrfield hanya mampu menang 2 kali, seri 5 kali dan menderita kekalahan sebanyak 18 kali. Hanya mampu mencetak 13 gol saja dan kemasukan 46 kali! Dengan reputasi sebegitu, Huddesrfield dipastikan akan turun kelas ke divisi Championship.

Tapi apapun itu, Sarri, para pemain Chelsea, dan fans sedang diliputi kebahagiaan. Setidaknya kepercayaan diri mereka semakin meningkat. Apalagi Hazard dan pemain baru, Gonzalo Higuain mampu mencetak sepasang gol bagi timnya. Sebuah gol dari David Luiz menjadi penutup manis pada laga itu, bak melengkapi semboyan empat sehat lima sempurna.

***

Dalam pertandingan menghadapi Huddesrfield kemarin, Sarri melakukan perubahan susunan pemain. Di lini belakang Marcos Alonso kembali menempati posisi bek kiri yang selama ini ditempati Emerson. Christensen mengisi bek tengah bersama Luiz, menggantikan Rudiger. Sedangkan sang kapten, Azpilicueta tetap menempati posisi bek kanan. Terbukti pilihan ini tepat sekali.

Christensen akhirnya mampu menjadi tembok kokoh untuk melindungi kiper. Apalagi David Luiz itu doyan naik membantu serangan, tetapi sering terlambat turun membantu pertahanan. 

Alonso adalah salah satu bek sayap terbaik di EPL, yang mampu memanjakan para penyerang dengan umpan-umapan lambung yang tak jarang berbuah asis. Arus serangan dari kedua bek sayap semakin mempermudah tugas Hazard dan Willian untuk menggedor pertahanan Huddesrfield.

Di tengah Sarri memasang gelandang Ross Barkley untuk menggantikan posisi Kovacic. Ini pilihan yang tepat pula. Mobilitas dan semangat Barkley yang tinggi kemudian menambah daya gedor Chelsea dari lini tengah. 

Di depan, Higuain juga rajin mencari ruang atau menjemput bola, dan tidak terpaku pada satu posisi saja. Terbukti gol kedua Higuain dari assist Kante, dilesakkan dari luar kotak penalti. Penampilan Higuain ini sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya. Ketika berhadapan dengan Bournemouth, Higuain sama sekali tidak melakukan percobaan.

Terlepas dari penampilan buruk Huddesrfield yang kelasnya di bawah Chelsea, rapor para pemain Chelsea yang dicatat oleh sofascore.com memang sangat impresif. Rapor terburuk dipegang Jorginho dengan nilai 7,2. Nilai terbaik tentu saja dipegang oleh Hazard yang mendapat nilai sempurna 10. Tiga pemain dalam starting line Sarri yang baru, Barkley, Alonso dan Christensen mendapat nilai 8,2, 7,7 dan 7,4. Hal itu menunjukkan bahwa pilihan Sarri kali ini memang tepat.

***

Kini suasana di Chelsea sudah ceria, walaupun masih mengundang tanya. Ini bukan menyangkut hal teknis melainkan non teknis. Rupanya Sarri ini termasuk "kembaran Mourinho" juga. Sarri suka mengumbar urusan rumah tangganya kepada media. Sarri juga suka mengkritik anak buahnya (terutama Hazard) di depan media, alih-alih membicarakannya secara pribadi. Padahal di Inggris ini sangat tabu dilakukan.

Pelatih MU dulu, Alex Fergusson, selalu membela anak buahnya di depan media. Padahal semua tahu kalau dia itu suka "menggebuki" anak buahnya di ruang ganti. Beckham saja dulu pernah dilempar sepatu. Perlu menunggu sampai Beckham hijrah ke Madrid dulu, baru terkuak kisah sebenarnya. 

Kalau Sarri tidak bisa mengendalikan dirinya, maka nasibnya akan sama dengan Mourinho. Apalagi kalau Chelsea sampai tidak lolos ke Liga Champion, maka ia akan lebih cepat untuk dipecat.

Untuk sementara waktu Sarri bisa bernafas lega. Tetapi Manchester City sudah menunggu untuk melakukan revans. Pada pertandingan sebelumnya itu Chelsea berhasil mengalahkan Manchester City 2-0, sekaligus menghentikan rekor tak terkalahkan Manchester City. Dendam Pep semakin bertambah, sebab dengan kekalahan itu Liverpool kemudian berhasil mengkudeta pimpinan klasemen dari Manchester City.

Inilah ujian yang sesungguhnya bagi Sarri. Yaitu bagaimana caranya untuk menundukkan Manchester City yang sedang marah itu sekali lagi...

Salam sepak bola

Aditya Anggara

***

Referensi :

sofascore

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun