Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Menanti Kiprah Valentino Rossi pada MotoGP 2019

18 Januari 2019   13:24 Diperbarui: 18 Januari 2019   13:34 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valentino Rossi, sumber : motorsport.com

"Bak kisah dai kondang itu, dulu Vale adalah bini tua dan X-Fuera bini muda. Kini posisi berbalik. Vale yang tadinya bini tua kini menjadi bini muda. X-Fuera yang tadinya bini muda kini menjadi bini tua! Tak tahan dimadu, X-Fuera pada tahun 2017 kemudian hijrah ke Ducati."

Walaupun kembali lagi ke tim yang pernah memberinya empat gelar juara dunia itu, akan tetapi Vale tidak mampu menambah gelar juara dunianya lagi. Selain X-Fuera, kehadiran bocah ajaib bernama Marc Marquez kemudian menjadi batu sandungan bagi Vale.

Akan tetapi The Doctor tidak pernah berputus asa untuk mengejar impiannya meraih gelar juara dunia kedelapan baginya. Namun jalan terjal selalu menghadang pembalap yang sudah termakan usia tersebut. Sejak terakhir kalinya menjadi juara dunia pada tahun 2009, Vale hanya berhasil tiga kali meraih gelar runner-up pada tahun 2014, 2015 dan 2016 dan dua kali menjadi juara tiga dunia pada tahun 2010 dan 2018. Sisanya Vale berada di luar tiga besar.

Pada tahun 2015 lalu Vale sudah nyaris menjadi juara dunia. Namun sebuah blunder dari Vale justru membuyarkan ambisinya tersebut. Awalnya pada sesi konferensi pers jelang balapan MotoGP Sepang, Vale melemparkan psywar (perang urat saraf) dengan menuduh Marquez membantu Lorenzo di Philip Island. Vale merasa dia selalu dihalangi Marquez disana.

Faktanya Marquez justru menjadi juara di Philip Island setelah berhasil mengalahkan Lorenzo menjelang akhir balapan. Vale sendiri berada pada posisi keempat di belakang Iannone. Seandainya Marquez mau membantu Lorenzo, tentu saja dia akan membiarkan Lorenzo tetap berada di depan. Lorenzo tentu saja kecewa disalip Marquez menjelang finish. Tetapi Lorenzo kemudian berhasil memperkecil jarak poinnya dengan Vale.

Vale itu memang jagoan psywar untuk menjatuhkan mental lawannya. Baik pada saat sesi konferensi pers maupun pada saat balapan sedang berlangsung. Sebelum MotoGP Sepang 2015 dimulai, Vale memimpin klasemen pembalap dengan 296 poin disusul Lorenzo dengan 285 poin (selisih 11 poin) Apabila Vale berhasil menjuarai MotoGP Sepang dan Lorenzo berada pada posisi kelima, maka gelar juara dunia otomatis menjadi milik Vale. 

Duel Marquez-Vale, sumber Tribunnews Bogor
Duel Marquez-Vale, sumber Tribunnews Bogor
Psywar itu tentu saja membakar amarah Marquez untuk bersaing ketat dengan Vale. Hal itu kemudian terbukti pada balapan tersebut. Dimulai pada lap ke-4 ketika Vale berhasil menyalip Marquez untuk pertama kalinya. Statistik mencatat Vale dan Marquez saling menyalip sebanyak 9 kali di lap ke-5! Adegan saling menyalip itu kemudian berakhir di Tikungan 14 lap ke-7 ketika Marquez kemudian terjatuh.

Akhirnya tuan termakan senjata! Bermain di tikungan, Vale jelas kalah nekat dari Marquez! Adegan saling menyalip itu justru membuat Vale terprovokasi sendiri, sehingga tanpa sadar Vale kemudian menendang Marquez hingga terjatuh. Vale kemudian mendapat hukuman penalti dengan memulai balapan pada GP Valencia dari grid akhir. Pedrosa kemudian menjadi juara MotoGP Sepang diikuti oleh Lorenzo dan Vale.

Kini selisih poin Vale dengan Lorenzo semakin dekat, tinggal 7 poin saja. Memulai balapan dari akhir untuk menjadi juara adalah sebuah hil yang mustahal bagi Vale. Setidaknya Vale butuh podium dua untuk bisa menguntji gelar. Vale kemudian kehilangan gelar yang sudah berada di depan alis mata... Kasus ini kemudian menjadi polemik hebat dikalangan penggemar MotoGP, persis seperti polemik diantara kaum kampretos dan cebongers...

Setahun setelah peristiwa itu berlalu, manager tim Yamaha, Lin Jarvis akhirnya mengakui insiden itu adalah murni kesalahan Vale. Menurut Jarvis, jika Vale tidak terlalu keras menuding Marquez pada sesi konferensi pers itu, maka reaksi Marquez tidak akan sebesar itu. Vale bisa saja menjadi juara jika dia tetap diam. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, dan Vale kemudian mengacaukannya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun