Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hakikat Pisang Goreng

14 November 2018   19:32 Diperbarui: 14 November 2018   19:47 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika Paijo mengayuh becaknya memasuki Gang Mangga, sebuah gang kecil menuju ke rumahnya. Seketika dia melihat sebuah kantong plastik kecil diatas tempat duduk penumpang. Paijo segera menghentikan kayuhan kakinya, dan meraih kantong plastik tersebut. Isinya ternyata tiga buah pisang goreng!

Paijo segera memakan pisang goreng itu tanpa ragu! kantong plastik kecil itu jelas tertinggal oleh penumpang tadi. Tapi Paijo merasa tak mungkin juga untuk mengembalikan kepada pemiliknya dengan berbagai pertimbangan. Pertama, tentulah sipemilik akan merasa malu menerimanya kembali, dan pasti akan memberikannya juga kepadanya. Jadi percuma saja dia capai-capai mengayuh becaknya kembali kesana.

Kedua, sipemilik pisang goreng tadi bisa saja berprasangka kalau Paijo mengembalikan bungkusan itu dengan tujuan mengharapkan hadiah dari sipemilik. Sekalipun orang miskin, Paijo tidak sudi berbuat begitu. Jadi lebih baik dia memakan saja pisang goreng tersebut supaya tidak ribet.

Ketiga, bisa saja sipemilik curiga kalau bungkusan itu bukan miliknya, dan merasa Paijo ingin berbuat jahat kepadanya. Bisa saja bungkusan itu berupa bom, racun atau narkoba atau barang berbahaya lainnya! Memikirkan kemungkinan berurusan dengan Polisi, BNN, Densus 88, Tim Jinhandak dan Puslabfor Brimob, membuat Paijo segera menghabiskan seluruh pisang goreng tersebut.

***

Pisang goreng merupakan komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari rakyat jelata hingga presiden sangat menyukai pisang goreng. Obrolan di warung, lobi-lobi bisnis, diplomasi antar negara, dan urusan asmara sering melibatkan pisang goreng. Bahkan debt-collector yang datang menagihpun sering disuguhi dengan pisang goreng ala kadarnya...

Sejak zaman Kumpeni pun, pisang goreng telah berperan penting dalam menjaga hubungan antar manusia menjadi harmonis. Meneer dan mevrouw duduk dikursi rotan, bedinde duduk dilantai, jongos dan centeng jongkok dihalaman, dan mereka ini semuanya memakan pisang goreng yang sama...

Konon dulu sewaktu Presiden Soekarno beristirahat di Istana Cipanas, beliau ini suka akan pisang goreng. Walaupun beliau hanya memakan dua potong saja, tetapi Kepala dapur Istana akan menggoreng tak kurang dari tiga puluh potong! Dalam sekejap pisang goreng tersebut ludes ditelan oleh supir, pembantu, tukang kebun, pengawal presiden, ajudan dan Kepala Rumah-tangga Istana, di dapur Istana!

Artinya pisang goreng ini ternyata berperan penting juga dalam menyenangkan dan mengenyangkan banyak pihak...

Tidak ada yang Ori maupun KW dalam dunia perpisang-gorengan. Jadi, Pisang goreng ini memang merupakan alat pemersatu dan menjaga martabat manusia dalam kesetaraan...

Walaupun pisang goreng ini tidak pernah dibahas diseminar-seminar seperti ILC misalnya, tetapi pisang goreng adalah komoditas yang sangat peka. Tidak terbayangkan chaos yang akan terjadi sekiranya Pemerintah mengeluarkan Perpu yang melarang orang makan pisang goreng. Atau pisang goreng akan dikenakan Pajak Barang Mewah. Atau kalau Malaysia kemudian mengklaim bahwa pisang goreng itu adalah "warisan budaya" milik mereka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun