Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Detektif Paidjo, Misteri Tempe Setipis Kartu ATM

2 November 2018   17:44 Diperbarui: 2 November 2018   18:11 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tempe setipis kartu ATM, sumber : okami.id

Sambil menarik sigaret kreteknya dalam-dalam, Paidjo kemudian menuliskan catatan tambahan. "Tampaknya sipembuat isu ini cukup cerdik walaupun sama sekali bukan orang yang cerdas..."

Cerdik karena idenya tersebut bisa menarik perhatian banyak orang. Tidak cerdas karena isu seperti ini terlalu sederhana dan selalu berulang. Dagelan tipikal seperti ini semakin lama akan semakin membosankan dan membuat penggagas dan penikmatnya sendiri tampak seperti orang bodoh.

Setelah mengeluarkan asap rokok kreteknya yang membentuk huruf "O" lewat mulut yang dimonyongkan itu, Paidjo kemudian menuliskan catatan tambahan lagi. "Ide-ide seperti ini memang selalunya ditujukan kepada orang-orang bodoh agar mereka bisa menikmatinya dalam kedunguan mereka itu..."

Setelah lama menatap gambar artis drakor, Song Hye Kyo yang berada diatas meja kerjanya itu, Paidjo kemudian menuliskan catatan penutup. "Kalau cerita drakor itu sulit ditebak ujung pangkal ceritanya, maka perjalanan tempe setipis kartu ATM ini sangat gampang ditebak, yakni berakhir dalam sebuah kesia-siaan..."

Namun, perjalanan tempe setipis kartu ATM ini tetaplah meninggalkan sebuah catatan khusus, karena dia kemudian berhasil membuat presiden turun ke pasar untuk mengukur dimensi dari tempe tersebut. Jangan pernah meragukan dimensi tempe itu Pak Presiden, karena tempe itu selalu setia menemani warga seperti sunrise di pagi hari dan sunset di petang hari...

Presiden-presiden RI itu akan selalunya silih berganti sesuai dengan masa baktinya masing-masing. Namun tempe itu akan selalu ada bagi pendukung semua pihak yang berbeda pandangan politiknya, agamanya, kulitnya maupun celananya. Nikmat tempe itu akan selalu terasa di lidah. Kenyangnya akan terasa di perut dan sensasinya akan selalu singgah di hati...

Aditya Anggara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun