Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Marquez Memang "Made In USA"!

23 April 2018   18:39 Diperbarui: 23 April 2018   18:48 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marc Marquez, sumber Okezone Sports

 

Adakah yang lebih cepat daripada asap yang keluar dari motor Marquez ketika berlaga di sirkuit GP Amerika selama ini?

Marquez memulai "dinastinya" di Amerika Serikat sejak 2011 pada balapan Moto2. Pada penampilan perdananya di Indiananpolis ketika itu, Marquez langsung menjadi juara dengan mengalahkan Pol Espargaro. Ketika itu Stefan Bradl yang menjadi juara dunia Moto2.

Tahun berikutnya, masih dikelas yang sama (Moto2) Marquez berhasil mempertahankan gelarnya sebagai jawara Amerika di sirkuit Indiananpolis juga. Pada tahun 2012 itu, Marquez akhirnya keluar sebagai juara dunia Moto2.

Sejak promosi ke MotoGP pada tahun 2013, Marquez untuk keenam kalinya secara beruntun meraih pole dan sekaligus kemenangan di MotoGP Amerika Serikat! Artinya Marquez menyapu bersih seluruh gelar juara pada balapan yang diikutinya di Amerika Serikat selama ini. Enam balapan yang berlangsung di sirkuit Austin, tiga di sirkuit Indianapolis dan satu di Laguna Seca Sungguh fantastis!

***

Teranyar, pada balapan yang berlangsung di Circuit of The Americas, Austin pada Senin 23 April 2018 dini hari tadi, Valentino Rossi sukses untuk menikmati asap yang keluar dari motor balap Marc Marquez sepanjang balapan tersebut. Tak sekalipun Rossi mampu untuk memberi tekanan kepada "Raja Balapan Amerika" tersebut! 

Walaupun meraih pole, Marquez memulai balapan dari posisi keempat, persis didepan Valentino Rossi yang hanya mampu meraih posisi kelima. Sebelumnya Race Direction memutuskan Marquez mendapat penalti tiga grid pada balapan ini. Pada sesi kualifikasi sebelumnya, Marquez dianggap mengganggu laju Vinales yang ketika itu sedang mencari lap terbaiknya.

Akan tetapi penalti tersebut ternyata tidak mempengaruhi hasrat Marquez untuk menguasai Circuit oh The Americas yang bak halaman belakang rumahnya itu sendiri. Selepas start, Marquez langsung memepet Iannone yang memimpin balapan. Tak lama kemudian, pada tikungan 12, Marquez langsung mengambil alih pimpinan lomba hingga balapan berakhir.

Balapan di sirkuit Austin ini sendiri berjalan biasa saja, tidak seperti pada balapan MotoGP Argentina 2018 lalu yang penuh drama. Pada balapan kali ini, dari beberapa pembalap yang terjatuh, umumnya karena terjatuh sendiri bukan karena "dijatuhkan" oleh teman/lawannya.

Sirkuit Austin ini sendiri sangat licin, tricky dan bergelombang. Hampir semua pembalap kesulitan dan berhati-hati ketika berlaga di sirkuit ini. Cal Crutchlow adalah salah satu pembalap yang memaksakan diri. Akibatnya dia crash! Walaupun Cal berhasil menjalankan motornya lagi, namun posisinya kemudian melorot ke posisi 19, dan tak mendapat nilai! Alhasil Cal kehilangan posisi sebagai pemuncak klasemen pembalap yang sebelumnya sudah digenggamnya.

Pada saat semua pembalap harus berhati-hati, sebaliknya Marquez justru membalap seperti "setan kesurupan!" Marquez ngebut meninggalkan para pembalap lain jauh dibelakangnya. Hanya sekali Iannone mencoba mengusiknya, namun kemudian Marquez justru semakin menjauh dan tidak terkejar!

Ada beberapa penyebab mengapa balapan kali ini tidak begitu menarik dalam dominasi Marquez yang tampak begitu kuat.

Pertama, efek dari balapan MotoGP Argentina 2018 lalu.

Pada MotoGP Argentina 2018 lalu, Marquez melakukan beberapa kesalahan yang merugikan dirinya sendiri, dan juga pembalap lain (terutama Rossi) Akibatnya Marquez dihukum 30 detik dan ride through penalty, yang akhirnya membuat Marquez tak mendapat nilai sama sekali.

Bukan itu saja, Marquez kemudian dibully diseluruh dunia (terutama dari penggemar Rossi) dan dari Rossi sendiri. Pada sesi kualifikasi sebelum balapan, Marquez juga mendapat penalti mundur tiga grid. Kini Marquez, pemegang titel 4 gelar juara dunia MotoGP itu tampak seperti seorang "bad boy!"

Tak ingin "baper," Marquez kemudian mengusung strategi ampuh, yakni memulai balapan tanpa kesalahan dan langsung menekan. Kalau bisa secepat mungkin memimpin balapan dan berusaha menjauh dari grup pembalap terdepan. Marquez yang tak ingin ada konflik lagi dengan sesama pembalap kemudian berhasil meraih gelar juara dengan sangat mutlak berkat strateginya tersebut.

Kedua, Marquez tidak dalam kondisi fit.

Sebenarnya pada balapan kali ini kondisi fisik Marquez tidak benar-benar 100% fit. Kondisi fisik tersebut otomatis juga berpengaruh terhadap mental Marquez. Marquez merasa mentalnya tidak cukup tangguh kali ini untuk berduel "wheel to wheel" dengan para pesaingnya (terutama dengan Rossi)

Jalan terbaik tentu saja adalah berusaha untuk secepatnya berada di depan, lalu berusaha juga untuk menjauh. Kalaupun nantinya ada pembalap yang berusaha menekan, maka Marquez juga tidak akan terlalu memaksakan diri. Hasil balapan MotoGP Argentina 2018 lalu yang nir nilai menjadi acuan. Kalau bisa dapat podium juga sudah cukup bagus.

Tetapi kemudian Marquez terkejut dengan dominasinya di MotoGp Austin tersebut! Rata-rata sepanjang balapan Marquez tak terkejar dan unggul 6 detik atas Vinales, pemeringkat kedua! 6 detik itu sangat jauh bro!

Ketiga, Marquez ingin menunjukkan jati dirinya.

Sejak MotoGP Argentina 2018 berlalu, Marquez tidak hentinya mendapat kecaman dari banyak pihak. Apalagi Rossi yang sesama pembalap itu justru turut memperkeruh suasana. Namun Rossi melakukan standar ganda dengan mengabaikan nasib Pedrosa yang justru benar-benar ditabrak Zarko dari belakang. Akibatnya lengan Pedrosa retak dan harus dioperasi saat itu juga.

Kecaman terhadap dirinya itu membuat Marquez termotivasi untuk menunjukkan jati dirinya. Dialah penguasa sejati Amerika, bukan Rossi maupun pembalap lainnya. Pada saat Rossi dan pembalap lainnya harus terseok-terseok membalap agar tidak crash pada sirkuit yang tricky ini, Marquez justru tampak menikmati sirkuit yang "kejam" ini...

Di Circuit of The Americas ini, penampilan Marquez memang tampak seperti "alien" atau seperti "Los Galacticos" dengan Zidane, Figo, Beckham, dan Raul Gonzales zaman Real Madrid dulu. Begitu jumawa, superior bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Tidak ada yang mengganggunya atau bahkan untuk mendekatinya...

Kalau prinsip dan penampilan Marquez begini terus, maka MotoGP akan kehilangan gregetnya! Secara teknis kemampuan Marquez jelas diatas pembalap lainnya. Akan tetapi secara mental pembalap berusia 23 tahun itu masih sedikit labil. Akan tetapi justru karena sifat labilnya itulah balapan MotoGP menjadi lebih menarik!

Pembalap senior seperti Dovizioso, Crutchlow, Pedrosa ataupun Vinales, Zarko dan Iannone bisa mencuri angka ketika Marquez "bertindak bodoh," dan itulah yang membuat balapan sepanjang musim menjadi lebih menarik. Kalau mental Marquez sudah sama seperti Mick Doohan dulu, maka balapan akan menjadi garing. Dia akan seenaknya start dari posisi 15 dan 5 lap kemudian dia sudah berada di depan untuk "mencari angin....mungkin juga sambil ngopi...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun