Mohon tunggu...
Yafet Ronaldies
Yafet Ronaldies Mohon Tunggu... Freelancer - Human Mood-an

Ordinary Writer || Digital Writer || Freelance || Hobi makan || Enjoy Cook {Linke Ideologie}

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resesi Bukan Isapan Jempol Belaka: Milenial Harus Kencangkan Tali Pinggang!!

18 Januari 2023   08:15 Diperbarui: 18 Januari 2023   08:50 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Memasuki akhir tahun lalu 2022 banyak simpang siur terkait gelombang resesi yang akan terjadi pada tahun 2023 (tahun ini). Sebelum lebih jauh kita membahas soal resesi, alangkah lebih baiknya kita pahami secara sederhana apa sih itu resesi? Jadi, resesi itu merupakan roda perputaran ekonomi yang sangat lambat di dalam suatu negara tersebut, yang berlangsung cukup lama secara terus menerus. Hal ini disebabkan banyak faktor, seperti pengganguran semakin banyak, penurunan produksi industri-industri menurun, menurunan nilai ekspor atau impor lebih banyak dibandingkan ekspor, lalu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun secara berturut-turut.

Kalau menurut pandangan dari National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi itu seperti penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian. Kondisi resesi ini bisa berlangsung lebih dari beberapa bulan. Penurunan ini terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran. Sedangkan sudut pandang majalah Forbes tentang resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Kalau katanya Elon Musk si paling sultan, yang beberapa bulan lalu baru saja membeli Twitter, prediksi akan terjadinya resesi, dari tahun 2023 sampai pada pertengahan 2024. Tidak hanya Elon Musk, akan tetapi negara-negara besar/maju banyak memprediksi badai resesi bakalan terjadi. Mengapa banyak orang bahkan negara-negara adidaya memprediksikan kalau tahun 2023, akan terjadi resesi? Hal ini disebabkan 2 tahun lalu, seluruh negara banyak mengalami kesulitan ekonomi akibat serangan pandemi Covid-19.

Dimana seluruh sektor menjadi terhambat dan banyak mengalami penurunan secara signifikan. Kemudian, pecahnya perang antara Rusia-Ukraina. Ekonomi global belum pulih karena pandemi Covid-19, disisi lain terjadi perang Rusia-Ukraina. Perang Rusia-Ukraina yang dimulai Februari 2022 lalu telah merugikan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sebesar $2,8 triliun (Bisnis Indonesia, 2008). Perang Rusia-Ukraina mengganggu rantai pasokan global, memicu krisis, terutama di sektor pangan dan energi, yang pada gilirannya mempercepat inflasi. Tidak hanya itu, aktifitas perdagangan antar negara baik itu jalur laut, darat pun udara menjadi terhambat bahkan sempat terhenti.

Kemudian, jumlah produksi sangat tinggi akan tetapi permintaan konsumen sangat rendah. Hal inilah yang membuat ketidakseimbangan. Lalu nilai impor sangat tinggi, dan nilai ekspor menurun performanya.

Selanjutnya, adanya kenaikkan suku bunga. Selama tahun 2022, Bank of England menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis poin.  Pada saat yang sama,  The  Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 basis poin. Menanggapi hal tersebut, Bank    Indonesia juga menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25%. Kenaikan suku bunga acuan secara simultan oleh bank sentral di seluruh dunia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan resesi global.

Kalau misalkan sampai terjadinya resesi, maka semua sektor juga akan berdampak seperti, sektor pemerintahan, perusahaan, UMKM-UMKM, para pekerja di industri-industri. Semuanya akan kegelisahan, ketika gelombang resesi berlangsung.

Sebagai generasi milenial, ketika gelombang resesi akan terjadi jangan terlalu panik, tetap enjoy dan memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat awam terkait soal isu resesi. Karena banyak di sosial media, yang menggambarkan betapa suramnya ketika badai resesi terjadi. Ada beberapa tips, yang mestinya milenial lakukan untuk mencegah atau bahkan siap siaga dalam menghadapi resesi:

  1. Stop poya-poya, silahkan berhemat. Untuk pengeluaran uang, di prioritaskan kebutuhan pokok semuanya terpenuhi. Stop poya-poya gak jelas (hambur-hamburin duit). Hal ini diperlukan untuk, misalkan bayar utang (kalau ada) dan nantinya ada persiapan yang matang secara finansial.
  2. Ketika ada utang, secepatnya dilunasi. Kalau misalkan kita ada utang, pasti hidup kita gak bakal tenang. Nah, ketika hidup kita mau tenang dan langkah lebih ringan, harusnya utang dilunasi secepatnya agar dalam berinvestasi bisa lebih nyaman.
  3. Menyiapkan dana darurat. Dana darurat sangat diperlukan, ketika ada keperluan genting yang harus dipenuhi. Dana darurat yang disiapkan idealnya bisa mencukupi kebutuhan 3 sampai 6 bulan ke depannya. Karena pasti ada saja hal-hal urgent yang mesti kita alokasinya.
  4. Meningkatkan skill dan mencari sumber penghasilan sampingan/tambahan. Skill disini, dimaksudkan untuk mengupgrate kemampuan diri. Artinya suatu hari nanti, ketika ada pekerjaan yang sesuai dengan skill kita, maka bisa ambil untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
  5. Terakhir, berinvestasi. Bagi siapapun, investasi sangat-sangat lah penting untuk penunjang masa depan. Sisipkan gaji kita misalkan 40% atau mau lebih dari 40% juga bisa, tergantung pengeluaran pokok masing-masing. Berinvestasi/menabung di saat-saat mau memasuki resesi, ini sangat dianjurkan. Agar keuangan kita tetap aman dan tecukupi.

Kreatifitas, inovasi serta kolaborasi para generasi milenial sangat diperlukan negara dalam hal untuk menekan laju resesi nantinya atau bahkan kita mencegah badai resesi datang ke negara kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun