Mohon tunggu...
Yadi Pebri
Yadi Pebri Mohon Tunggu... Wiraswasta - #MerawatSilaturahim

Pemuda Muhammadiyah, Founder Ruang Gagasan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan dan Kesehatan Kunci untuk Memajukan Tanah Kelahiran

1 Juni 2020   09:01 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kompasiana.com/yadipebri

"Saya dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga sedehana, kedua orang tua saya berprofesi sebagai seorang petani penyadap karet, sekarang saya masih menempuh pendidikan DIII keperawatan di lubuklinggau. Tidak pernah terpikirkan oleh saya akan menjadi seorang perawat.

Cita-cita saya dulu adalah menjadi seorang psikologi dikarenakan dilingkungan saya banyak anak-anak kurang semangat terjun dalam dunia pendidikan dan banyak orang tua dari mereka hanya memikirkan bahwa mereka tidak perlu sekolah cukup tau tentang pengetahuan dirumah saja, seperti tau memasak, membersihkan rumah udah itu aja sekolah bagi mereka itu tidak penting.

Toh, perempuan sudah tau itu sudah cukup fikir mereka,karena sekolah hanya membuang waktu saja.

Disitu saya baru menyadari bahwa masih banyak sekali anak-anak yang masih belum bisa menikmati bangku sekolah, saya mulai berpikir apa yang akan terjadi jika kabupaten musi rawas utara tercinta ini  terus seperti ini.

Dan sebagai seorang yang dididik saya harus memberikan kontribusi untuk muratara tercinta ini. Pada awalnya saya sempat bingung untuk menemukan kontribusi apa yang akan nanti saya lakukan untuk Kabupaten musi rawas utara tercinta ini.

Namun saya adalah anak yang telah di didik, saya jauh-jauh datang dari desa dan menuntut ilmu di kota orang adalah untuk kembali memajukan daerah saya.

Mewujudkan mimpi saya terhadap potensi sumber daya manusia yang ada di daerah saya, saya akan terus belajar dan berusaha serta membuka pemahaman saya lebih luas lagi terhadap pendidikan.

Menurut saya, berdasarka fakta yang ada kurangnya pemerataan guru di indonesia menjadai salah satu faktor yang mengakibatkan tidak meratanya pendidikan yang ada di indonesia, kebanyakan guru-guru lebih memilih bekerja di kota-kota besar yang dianggap memiliki peluang kerja lebih besar, jika di bandingkan di desa yang memiliki peluang kerja yang lebih kecil.

Belum adanya jiwa pengabdian yang sesungguhnya mengakibatkan perbedaan yang signifikan antara guru yang berada di kota dan yang mengajar di desa, hal lain yang mengakibatkan para guru enggan untuk mengajar di desa juga disebabkan oleh minimnya sarana dan prasana yang ada di sekolah.

Dan juga fakta lainnya yang saya temukan adalah kurangnya semangat dan motivasi mereka para pendidik untuk berkontribusi dengan sekolah.
Sebagai mahasiswi, menurut saya hal yang harus dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, mengingat bahwa masyarakat di desa saya notabene bekerja sebagai petani dan penyadap karet.

Selain hal tersebut, hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengertian bahwa semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tidak memandang anak itu berada di kota ataupun di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun