Mohon tunggu...
Yadi Pebri
Yadi Pebri Mohon Tunggu... Wiraswasta - #MerawatSilaturahim

Pemuda Muhammadiyah, Founder Ruang Gagasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relevansi Pancasila untuk Millenial

1 Juni 2020   05:56 Diperbarui: 1 Juni 2020   06:02 2779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kompasiana.com/yadipebri

Nadiem Makarim, Mendikbud selalu menegaskan bahwa, "Hal terpenting untuk kemajuan bangsa ini adalah kekuatan anak-anak mudanya yang penuh inovasi, kritis, semangat kolaborasi, cepat tanggap terhadap perubahan dan berkarakter unggul.

Jika ingin melihat masa depan Indonesia Maju maka lihatlah anak-anak mudanya saat ini."
Pancasila adalah ideologi Negara yang mencakup semua lini kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, tidak diragukan lagi mengenai sila-silanya karena sudah melalui proses kesepakatan bersama para tokoh-tokoh bangsa dari berbagai latar belakang,baik itu ulama,bangsawan, kaum intelektual, politisi, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dari lintas generasi dan lintas agama.

Jadi, ibaratkan bangunan Pancasila adalah fondasinya, tanpa itu maka bangunan sebesar apapun itu akan roboh. Jika ada ideologi baru yang berusaha membentur-benturkan antar sesama anak bangsa dengan cara apapun, maka kita dengan cara bijaksana harus tegas menolaknya, karena Pancasila adalah grand design yang lengkap untuk masa depan Indonesia tanpa ada keraguan sedikitpun.

Generasi Millenial sangat berperan penting dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila, kemungkinan besar jika anak-anak muda saat ini tidak mengenal esensi dari sila-sila dari Pancasila maka mereka akan kehilangan jati diri dan landasan berpikir yang kuat.

Pemaparan mengenai Era Disrupsi oleh Prof. Rhenald Kasali, Pendiri Rumah Peradaban, mengatakan bahwa era seperti saat ini anak-anak muda banyak memainkan peran, namun apakah menjadi pemain atau penonton, apakah tetap menjadi sosok yang kuat atau luntur oleh gaya hidup yang liar. Era disrupsi selalu dekat dengan inovasi, perubahan dan akulturasi budaya, nah jika tidak kuat maka kita dengan sendirinya akan hanyut dalam arus deras perubahan zaman.

Tidak masalah dengan warna-warni kehidupan saat ini, namun pilihannya jelas kita sama sekali jangan sampai terus tergerus dalam gaya hidup yang bertolakbelakang dengan ideologi Pancasila.

Sistem Pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi (PT) atau dunia kampus selalu menitikberatkan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, tentunya ini menjadi semangat segenap anak bangsa untuk merenungi lalu memahami secara mendalam setiap sila-silanya yang sudah final tersebut.

Pancasila mengajarkan kita agar menjadi pribadi religius yang berketuhanan, sama sekali tidak boleh tidak memiliki keyakinan yang kuat apalagi saling menyalahkan keyakinan. Setelah itu muncullah pola pikir dan sikap yang memandang mulia nilai-nilai kemanusiaan, toleransi yang kuat, persaudaraan dan gotong royong, serta etika dan adab yang unggul, menjadi manusia yang tidak hanya baik namun juga benar, pun tidak hanya benar namun juga harus baik.

Lalu, coba deh kita flashback tanpa adanya persatuan dan kesatuan, perasaan senasib, sebangsa dan setanah air mustahil kita bisa merdeka, untuk itu rantai persatuan harus kita pegang erat untuk Indonesia Emas di masa mendatang, anak muda kunci Persatuan Indonesia.

Selanjutnya dalam menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan kita pasti diuji oleh berbagai macam suara dan benturan maka agama juga menegaskan agar diselesaikan dengan musyawarah dan penuh hikmah, merangkul bukan memukul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun