Mohon tunggu...
supriadi legino
supriadi legino Mohon Tunggu... -

Lulus Elektro ITB tahun 1974, MM UNSRI tahun 2000, MBA University of Missouri St. Louis th 2003, MA International Business th 2003,doctor of management tahun 2006. Sekarang menjadi Ketua STT PLN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Seri Kedua

17 Juni 2015   11:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 “a’” (bagian kedua)

Kuucapkan doa salawat untuk Rasullullah SAW berkali-kali agar dapat menahan pertanyaan kenapa? Kenapa? Kenapa? …….Saya termasuk orang yang selalu bertanya kadang melakukan kritik yang pedas kalau saya menganggap dia telah berbuat semena-mena. …tapi tidak kepada Allah, Tuhan yang menciptakan manusia ……..

Cukup lama sampai saya sanggup mempercayai apalagi menerima apa yang terjadi pada Kayla, cucuku tercinta yang terlahir untuk memberi kami setitik kebahagian surgawi di dunia ini. Hari-hari minggu yang lalu saya masih merasakan keceriaan Kay yang selalu berlarian membuka pintu berebut minta digendong dengan adiknya Sofia setiap saya pulang. Walaupun terserang flu dan mulai demam, tapi dia masih mengajak untuk berkejaran main monster-monsteran. Tapi esok harinya demamnya semakin meninggi dan hati saya mulai khawatir ketika dokter anaknya di Kemang Medical Center, tidak berani memberikan anti biotik, satu-satunya obat yang dapat menurunkan demam karena infeksi. Dia menyarankan untuk berkonsultasi lagi dengan dokter ahli di RSCM yang pernah memeriksa Kayla ketika kejadian demam yang sama 2 bulan yang lalu, tapi saat itu dinyatakan sehat walaupun sempat ada kecurigaan  adanya sel “blast” yang muncul ketika diperiksa darahnya. Perasaan saya semakin terguncang ketika Kay harus  dirawat di RSCM karena butir darah merahnya semakin menurun dan hati serta limpanya membengkak.

Walaupun ibu dan bapaknya Kayla sudah mulai terlihat tegar, tapi bagi saya apa yang disampaikan  doktor ahli yang menangahi Kayla, tetap saja terasa seperti halilintar ….saya tak percaya Aisha Kayla yang energik dan cerdas itu bisa mengidap Leukemia…salah satu penyakit kanker yang paling menghantui itu ternyata menyerang cucu kesayangan saya. Kami memustukan untuk mencari opini kedua di Singapura dan Tuhan mempercepat niat kami yang dalam  kurang dari satu minggu sudah dapat appointment  dengan  Dr Chang Mei Yuke, seorang dokter ahli Leukemia anak  di RS KKH Women & Children Hospital, Singapura. Seraya tetap berharap adanya mu’jizat, saya berusaha memupuk kembali keikhlasan dan mempercayai bahwa adanya sel kanker itu sebagai sunatullah, realitas kehidupan di dunia, yang cara pengobatannya harus tunduk kepada sunatullah juga yang tercermin dalam ilmu kedokteran.

Walaupun tidak membantah  hasil diagnose dari Indonesia, tapi Dr. Chang secara professional mengatakan bahwa Kayla harus menjalani puluhan pemeriksaan ulang di KKH untuk meyakinkan bahwa gejala yang timbul bukan disebabkan oleh penyakit lain. Selain itu tim dokter segera mempersiapkan berbagai prosedur agar kondisi  tubuh Kayla siap menjalani Kemoterapi. Setiap hari bergantian datang dokter ahli jantung, ahli paru-paru, ahli bedah, dan ahli anestesi untuk memeriksa kondisi Kayla dan menyampaikan hasilnya kepada oranttua.

Lewat 3 hari ,walaupun Kay dipuji karena sebagai the brave child, tapi kejenuhan dan trauma jarum infuse baik untuk mensuplai cairan maupun transfuse darah mulai membuat Kayla sering menangis ingin pulang dan sekuat hati saya menahan tangis apabila dia menangis dalam pelukan sambil berkata: I am scarry ….apalagi ketika akan dioperasi untuk pemasangan port di dadanya, dia harus puasa ditengah pengaruh obat steroid untuk merangsang nafsu makan berkali-kali membuat dia menangis dan mengatakan I’m hungry …Thanks God! Kayla yang selalu ikut meramaikan makan sahur dan buka puasa bisa meredakan rasa laparnya dengan mengatakan nanti kita buka sama-sama seperti bulan Ramadhan, tapi bukanya setelah selesai operasi ya kay…dia agak tenang kecuali berkata koq lama banget operasinya…kebetulan jadwal operasinya mundur 3 jam karena pasien yang ditangani sebelum Kayla mengalami komplikasi.

Keterbukaan Dr Chang dan dokter-dokter lainnya yang menjelaskan apa yang terjadi dengan Kayla dan segala macam kemungkinan terburuk sangat menolong ketegaran kami. Apalagi hasil akhir dari berbagai diagnose yang dilakukan dibacakan dalam conference yang dihadiri oleh orang tua dan mempersilakan mereka untuk bertanya apapun sehingga memakan waktu lebih dari 2 jam. Kemoterapi yang lama dan penuh risiko itu harus dijalani Kayla sebagai satu-satunya cara penyembuhan Leukemia dan kami sadari bahwa Kayla harus berjuang melawan sakit fisik sebagai dampak dari kemoterapi yang harus dijalaninya selama 2 tahun dengan rasa mual, sariawan, dan berbagai risiko akibat hilangnya kekebalan tubuh. Si cantik ceria Kayla juga harus mengalami beban moral dalam waktu lama harus diisolir dari lingkungan luar karena hilangnya daya tahan tubuh sehingga tidak boleh terkena virus, bakteri dan berbagai penyebab yang dibawa oleh orang lain. Saya bertekad untuk mengajar Kayla di rumah agar lebih pandai dari anak-anak sebayanya yang pergi ke sekolah. Yang memberatkan lagi adalah anjuran keras   “no visitor” dari suster senior KKH, hal ini berlawanan dengan tatanan sosial budaya kita yang menganggap mengunjungi yang sakit adalah suatu bentuk empathy kepada yang terkena musibah. ……………………..

Alhamdulillah setelah sekitar 2 jam, dokter bedah itu keluar dan mengatakan operasi pemasangan Port dan pengambilan cairan sumsum sudah berjalan lancar tapi dia menanyakan siapa yang dipanggil “Opa,” karena begitu Kayla siuman dia menangis mencari Opa katanya, sambil mengenakan baju steril saya bergegas mendatangi ruangan recovery dan memeluk Kayla yang mereda isak tangisnya setelah dokter mengijinkan saya untuk menggendongnya sejenak, tapi daya ingatnya kuat sekali karena dia langsung menagih. Sekarang udah boleh makan??…Malam itu Kayla melahap habis spaghetti yang disediakan rumah sakit dan keesokan harinya sudah boleh kembali ke apartemen karena Port yang dipasang sudah diuji dengan hasil baik dan obat kemo pertama telah dicobakan ke dalam tubuh Kayla.

Hari ini kami telah memulai hari-hari yang memerlukan kerjasama sama , kerjakeras, kesabaran dan ketawakalan kepada Allah Sang Pencipta. Tapi dalam kondisi yang berat tersebut kami berterima kasih Allah yang melalui sakitnya Kayla telah menyadarkan kami bahwa dibalik manis dan kebahagiaan bersama anak, cucu, dan keturunan yang dititipkan Allah ada  amanah besar yang harus dijalankan secara sungguh-sungguh. Thanks Kayla yang telah membuat kami beribadah dan lebih mendekat kepada Allah tercinta, telah membuat kami lebih disiplin dalam kebersihan termasuk membiasakan diri cuci-tangan dengan sabun setelah memegang benda lain. Kayla telah membangun simpati para sanak dan rekan-rekan Opa bahkan tanpa diduga telah membuka mata Opa untuk sahabat Opa yang dengan ikhlas dan spontan membantu kita. Sakitnya Kayla juga membuat si Opa harus mengakhiri suasana pensiun dan kembali bekerja mengabdikan kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Ujian melalui Kayla juga mengajarkan pemahaman bahwa surat Al Ikhlas yang sangat sering dibaca begitu saja ternyata mengandung makna yang sangat mendalam tentang arti dari suatu keikhlasan terhadap ujian apapun yang datang dari Sang Khalik dan membuat saya terhindar dari bertanya atau suudzon kepada Allah tentang sakitnya Kayla.  Ya Allah, berilah cucuku Kayla dan juga semua anak-anak yang mengalami sakit kekuatan dalam menjalani ujian hidup di usia mereka yang masih dini ini. Ya Allah, Engkau pasti tahu betapa sayangku kepada Kayla, tapi aku yakin rasa sayangmu kepada cucuku jauh lebih besar

Kepada seluruh pembaca tulisan ini, kami mohon doa agar Allah meridlai pengobatan yang kami tempuh untuk Kayla tercinta, semoga Allah memberikan pahala yang berlipat untuk setiap doa yang terucap untuk cucuku Kayla.

God! I love you

YSL

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun