Â
 Â
Nomor : 12, Y_Airy
Â
"Aduh, kok makin kedalem makin serem sih?" keluh Tina, gadis cantik berambut ikal dengan bibir tipis yang di hiasi lipstik merah muda. Dia tak berhenti mengeluh sejak turun dari mobil hingga berjalan sejauh ini, "makanya kalau di bilangin nggak usah ikut tuh nurut, lagian nggak ada yang mau nyomot Dodi kok di hutan kek gini!" seru Dayat.
"Tapi aku penasaran juga, tapi nggak nyangka kalau ternyata nih hutan emang nyeremin!"
"Kamu bisa diem nggak, mau aku jahit mulutnya?" ancam Dodi,
"Jahit pake mulut maksudnya...!" tukas Dayat, membuat Tina memonyongkan mulutnya yang seksi, "Eh, Lis....bener ini jalannya, kok makin masuk perasaanku makin nggak enak sih!"
"Aku yakin kok ini jalannya, emang sih....udah lebih sepuluh tahun aku nggak ke sini sejak papa sibuk di Jakarta, tapi aku yakin bener kok!"sahut Listia, gadis cantik yang sering di juluki si penyihir kampus, tak elak....banyak juga yang mencibirnya sebagai nenek sihir. Meskipun ia jarang menggunakan kekuatan spiritualnya yang di warisinya dari sang kakek buyut.
"Ah, tapi kok nggak nyempe-nyampe, udah lebih setengah hari kita jalan!" keluh Dayat,
"Sabar aja, paling juga setengah hari lagi kita nyampe!" guraunya dengan nada serius, "ha....setengah hari lagi?" spontan Tina yang langsung terhuyung seperti mau ambruk, Dodi langsung menangkapnya, "awas ya, kalau pingsan kita tinggalin!" ancamnya.