Ilham memungut botol air mineral dan menenggaknya. Leon sudah disisinya, "aku heran deh sama kamu, sekarang kamu itu berubah Ham!" protesnya. Ilham terlihat cuek, ia berjalan meninggalkan lapangan. Leon mengikuti.
"Banyak berubah, kamu menjadi sosok Ilham yang lain. Sejak dia pergi!"
Ilham menghentikan langkah tanpa menoleh sahabatnya. Leon ikut berhenti pula, menatapnya.
"Aku tahu perasaan kamu sama dia, aku yang paling tahu, Ham. Dan sebelum kamu punya kesempatan untuk deket sama dia, kamu masih baik-baik saja. Tapi sejak kamu deket sama dia, dan sekarang dia pergi..., kamu berubah. Kamu bukan Ilham yang aku kenal!" geram Leon, "kamu menjadi lembek, lemah,____pengecut!" cibirnya.
Ilham mengepalkan tinjunya.
"Bahkan untuk melawan Alfi saja kamu memilih diam seperti anak SD!"
PUUKK!
Seketika Leon terbungkam dan menutup mata ketika tinju Ilham mengarah padanya. Tapi ia tak merasakan apapun selain embusan nafas sahabatnya yang cukup dekat, perlahan ia membuka mata. Melirik tangan Ilham yang beradu tembok di belakang tubuhnya. Lalu pandangannya merambat ke wajah sahabatnya yang menatapnya lekat.
"Aku nggak suka kamu bawa-bawa dia, Leon. Kalau kamu masih menghargai persahabatan kita, jangan-pernah-lagi!" geramnya lalu menarik diri dan melanjutkan langkah.
Leon menyadari ia sudah salah berucap, ia sungguh tak bermaksud seperti itu. Iapun mengejar Ilham, "sorry Ham, aku nggak bermaksud seperti itu!" sesalnya.
"Lebih baik kamu kembali ke lapangan dan latihan bersama yang lainnya!" suruhnya datar tanpa menghentikan langkah. Leon tetap berjalan juga,