Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 24 - 1; Pertarungan Dua Hati

27 Mei 2016   11:55 Diperbarui: 28 Mei 2016   07:35 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cukup!" lerai Erik membuat keduanya terbungkam, "berkelahi nggak akan menyelesikan masalah, apa kalian sudah merasa jadi jagoan. Ha...?" hardik Erik. Keduanya diam.

"Dimana Sonia?" tanyanya kemudian, "aku sudah coba hubungin dia, tadinya nomornya aktif tapi nggak di angkat. Lalu sekarang malah nggak aktif!" sahut Dimas.

"Tapi om Edwan bilang Sonia ada di kos karena dia mau istirahat, jadi bagaimana sekarang dia malah nggak ada!" tukas Rocky. Erik diam untuk berfikir, lalu ia menatap Dimas.

"Kamu sudah coba hubungin Gio, siapa tahu Sonia di sana?"

"Ouh..., kenapa aku nggak kepikiran?" desisnya lalu memungut hpnya dan menghubungi Gio. Sementara Rocky kembali menghubungi Edwan. Erik sendiri hanya diam menunggu hasil. Sementara Aline mendekat ke samping Erik, matanya tertuju ke wajah Dimas yang tak asing baginya. Ia sampai menelengkan kepala untuk meyakinkan penglihatannya. Erik menoleh dan memperhatikan gadis itu, kenapa Aline menatap Dimas sampai seperti itu. Apakah mereka saling kenal?

* * *

Orang-orang itu membawa Sonia ke tepi jurang, mata Sonia terbeliak lebar menatap ke bawah. Jurang itu memang tidak terlalu dalam dan curam, bahkan masih rerumputan. Tapi dengan tangan terikat seperti itu..., apakah ia mampu survive jika mereka mendorongnya?

Ia kembali mencoba meronta, "hem...hemmmememm!" sekali ia hanya mampu bergumam. Apakah mereka akan membunuhnya?

Tapi apakah kesalahannya, ia bahkan tak mengenal pria ini? Yang sekarang memegang lengannya yang terikat. Cengkramannya sangat kuat hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Kamu pasti bertanya-tanya apa kesalahanmu?" lirih Joni , "kamu ingin tahu?" lanjutnya. Sonia menggerutu tapi tak ada yang tahu, "pikirkanlah sendiri di bawah sana, dan berharaplah ada yang datang menolong sebelum binatang buas mencabik-cabik tubuhmu!" bisik Joni. Sonia kian melebarkan bola matanya. Sebisa mungkin ia menahankan kakinya di tanah, tapi ia tak bisa berbuat banyak.

Ia pikir pria itu akan mendorongnya ke bawah, tapi ternyata malah memaksanya duduk di tanah rerumputan dan daun-daun kering. Sedikit mendorongnya ke bawah, ia mencoba menahankan kakinya di tonjolan tanah di dinding jurang. Tapi tangan Joni lebih kuat mendorong tubuhnya hingga menjorok ke bawah, lalu menyentuhkan telapak tangan Sonia yang pergelangannya terikat kuat itu kepada sebuah akar pohon yang keluar dari tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun