Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 24 - 1; Pertarungan Dua Hati

27 Mei 2016   11:55 Diperbarui: 28 Mei 2016   07:35 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimas benar-benar tak bisa terima dengan tuduhan itu, "kamu yang seharusnya tahu diri, sudah bertunangan...tapi masih mendekati gadis lain. Aku nggak yakin suatu saat kamu bisa setia sama Sonia!"

"Itu bukan urusanmu!" geram Rocky. Kini ia yang terpancing, mereka beradu pandang dengan geram. Saling mengepalkan tinju, lalu keduanya saling menyerang. Mereka baku hantam di sana.

 

Mobil itu masih melaju dengan kecepatan tinggi, apalagi sudah berada di tempat yang sepi. Sonia menggerakan kepalanya perlahan, ia membuka matanya pelan-pelan. Terlihat olehnya ia seperti berada di dalam sebuah mobil, lalu ia ingat bahwa tadi ada yang menyergapnya dan menghantamnya hingga pingsan. Ia pun segera terkesiap, menoleh ke kanan dan kiri lalu hendak mulai bergerak meraih pintu, tapi dua orang di kedua sisinya langsung memeganginya.

"Lepaskan aku, siapa kalian...lepaskan aku!" teriaknya dalam ronta, semua mata sempat mengarah padanya sejenak. Ia terus meronta dan berteriak, kedua orang yang memeganginyapun harus bersudah payah agar tawanannya tidak terlepas. Mobil itu berhenti, orang yang duduk di jok depan yang tadi mencegatnya pun keluar dan membuka pintu belakang. Mereka menyeretnya keluar. Terdapat pepohonan di sekitarnya. Rupanya mereka ada di hutan.

Orang-orang itu membawanya memasuki hutan, ia tetap berusaha meronta agar bisa melarikan diri, "lepaskan aku, kalian mau apa. Lepaskan?" teriaknya lagi.

Ia diam sejenak, lalu menginjak kaki ornag di sisi kanannya hingga menjerit. Menyiku orang di sisi kirinya lalu meninjunya, mereka semua menghentikan langkah dengan aksi tawanannya. Sonia mencoba lari tapi ada dua orang lagi yang menghadangnya, ia berhenti lalu berbalik badan. Siap berlari, dan orang itu ada di hadapannya. Ia melirik semua orang yang ada.

Bukankah dua orang itu adalah orang yang tempo hari juga menyergapku? Tapi mereka bukan orang yang di bawa Remon semalam, jadi pasti mereka bukan suruhan Remon. Siapa mereka?

"Siapa kalian, siapa yang menyuruh kalian?" tanyanya. Nafasnya sedikit tak beraturan.

"Kamu tidak perlu tahu!" sahut Joni. Sonia tahu ini akan buruk, tapi ia harus melawan, maka iapun melayangkan sebuah serangan tinju ke arah Joni. Dengan mudah pria itu menangkap tangannya dan menamparnya hingga jatuh terjerembat ke rerumputan.

"Argh!" teriaknya seketika. Ia tetap tak mau menyerah, iapun bangkit dan mencoba lari. Joni segera meraih tubuhnya, membaliknya dan memberinya sebuah tamparan lagi. Tubuh Sonia kembali jatuh ke tanah, ia memegang pipinya yang terasa panas. Lebih panas dari tamparan yang ia terima dari Nancy, ujung bibirnya pecah dan memercikan darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun