Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 22 ; Aku Jatuh Cinta pada Kalian Berdua

18 Mei 2016   16:30 Diperbarui: 24 Mei 2016   06:28 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau kamu mau di sini juga nggak apa-apa kok Son, aku bisa tidur dimana aja!" sahut Gio yang baru keluar dari kamanya, aroma sabun menyebar begitu saja. Gio ikut duduk di sisi Sonia, "nggak Yo, aku mau pulang aja!"

"Kamu lagi menghindari seseorang, ehm...si Rocky ya?" terka Gio. Sonia terdiam. Seolah meng-iyakan, "atau...kamu mau aku telepon Dimas aja?"

"Dimas, nggak Yo. Nggak perlu!" tolaknya.

"Ya udah, kalau emang mau pulang, yuk!" katanya seraya berdiri, Sonia menatap ibu Gio, "bu, Sonia pamit dulu ya. Terima kasih udah boleh singgah!"

"Ibu senang kok, kamu kesini. Lain kali jangan sungkan main, anggap rumah sendiri!"

"Terima kasih banyak bu!"

Baik Gio maupun Sonia segera keluar rumah. Oya, Gio baru ingat. Pulang sekolah tadi kan, Dimas di jemput paksa sama papanya. Padahal, rencananya ia akan menjambangi Sonia dan membiacarakan kembali percapakan waktu itu, jadi..., Dimas pastilah belum sempat bicara lagi dengan Sonia. Dan saat ini mungkin Sonia masih galau dan dilema antara Dimas dan Rocky.

Sesampainya di kos Sonia, Gio langsung pamit saja karena sepertinya Sonia butuh istirahat, terutama mengistirahatkan pikirannya, tapi ia janji jika Sonia mau cerita ia juga siap mendengarkan.

Rocky kembali mencoba menghubungi Sonia, tapi hpnya masih tidak di aktifkan. Ia masih berada di dalam mobil meski sudah di halaman rumahnya. Ia yakin, Nancy pasti sempat mengajak Sonia berbicara. Dan nampaknya Nancy mengacam Sonia sehingga gadis itu menjauhinya. Kalau sudah kepalang basah begini ya...mau bagaimana lagi. Ia tak perlu lagi terus menjadi boneka dua keluarga itu, ia bisa terus terang tentang keinginannya membatalkan pertunangannya dengan Nancy. Tak peduli bagaimana pun tanggapan kedua keluarga itu, atau amarah yang akan meledak. Ia tak peduli lagi!

Begitu ia memasuki rumah suara papanya langsung menghardiknya.

"Kenapa kamu diam, jawab!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun