Sonia melihat dari kaca spion, Rocky masuk ke dalam mobil, "sepertinya Rocky akan mengejar kita om, bisakah lebih cepat?" pinta Sonia.
"Apa tidak sebaiknya kamu...,"
"Untuk saat ini aku lagi nggak mau ketemu sama dia!"
"Tapi ini sudah malam, kamu mau kemana?"
Sonia kembali melirik spion, mobil Rocky terhalang beberapa mobil lain, "kemana aja!" sahutnya singkat. Edwan terdiam, berfikir. Kenapa Sonia tak mau bertemu Rocky, bukankah penjelasan yang ia berikan siang tadi harusnya bisa membuat Sonia lebih mengerti, atau...,
Bukankah..., tadi Sonia bertanya tentang Nancy seolah ia pernah bertemu? Jangan-jangan..., Nancy sudah mendatanginya! Itu sebabnya ia mencoba menghindari Rocky?
"Ok, bagaimana kalau kamu ke tempat om saja?" tawarnya.
Sonia menolehnya seketika, menatapnya dengan aneh. Edwan membalas tatapan itu sekilas, tapi sudah mampu membaca apa yang tersirat di dalam mata indah gadis itu.
"Om nggak akan macem-macem kok, lagian...om nggak tinggal sama mas Hardi. Jadi..., nggak tinggal sama Nancy juga. Aman, ok!" jelasnya meyakinkan.
Sonia diam tak menyahut. Haruskah ia menerima tawaran itu? Om Edwan kan seorang pria matang yang masih lajang, kalau ada tetangga yang melihatnya membawa seorang gadis menginap di rumahnya pasti akan jadi pergunjingan. Atau..., bahkan dirinya bisa saja di tuduh sebagai gadis nakal yang suka kencan sama om-om?
"Om, lain kali saja deh. Ini kan sudah malam, nggak enak sama tetangga om. Mungkin kalau siang atau sore, aku juga pingin main ke rumah om!"