Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

I Love U Even When I'm Angry

11 Maret 2015   09:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pria yang terpaut 5 tahun lebih tua darinya itu menyeretnya ke suatu tempat, memasuki sebuah gedung dan menaiki tangga. "kita mau kemana, sudah berapa tangga kita panjat? Kakiku rasanya mau patah, tidak adakah lift di sini?" keluh Selsa.


Ardian tak menyahut, pacarnya itu memang cerewet dan manja. Meski begitu gadis yang sudah di pacarinya selama 2 tahun itu memiliki hati yang baik. Bahkan mengajarinya untuk selalu peduli pada orang lain, meski orang itu berbuat tidak baik pada kita. Itu salah satu yang membuat Ardian jatuh cinta padanya.


"Aduh.....kakiku pegal sekali, tidak bisakah kita istirahat sebentar. Masih berapa lantai lagi?" keluhnya lagi. Ardian berhenti menuntunkan, Selsa duduk di salah satu anak tangga untuk istirahat. "aku nggak mau naik lagi, kalau kamu mau menghukum aku karena aku cukup terlambat cari saja hukuman lain tapi jangan mematahkan kakiku!" rengeknya seraya memegang lututnya dan memukul-mukul ringan. Wajahnya kembali di penuhi keringat, bibirnya juga sedikit manyun.


Tanpa berkata apapun Ardi memungut kedua tangan gadis itu dan berjongkok memunggunginya. Mengalungkan kedua tangan gadis itu ke lehernya lalu menggendongnya di belakang. "a, kamu mau apa?" tanya Selsa heran.


Ardian berdiri dengan membawa tubuh kekasihnya di punggungnya, "melanjutkan perjalanan, apalagi?" sahutnya dengan nada dingin, ia mulai melangkah ke atas. Selama perjalanan menaiki anak tangga Selsa terus memandang wajah pria yang menggendongnya dari samping sambil senyum-senyum kecil.


Menikmati wajahnya dari samping dengan begitu dekat membuat jantungnya berdegup kencang sekali, sikap kekasihnya itu memang dingin tapi sebenarnya dia cukup hangat dalam memperlakukannya. Meski pria yang menggendongnya itu tak pernah mengatakan "Aku Cinta Kamu" tapi ia yakin pria itu mencintainya seperti dirinya mencintainya. Mungkin bahkan lebih, rasanya ia juga bisa merasakan debaran yang sama di dalam tubuh Ardian.


Ardian melirik, "kenapa senyum-senyum, kesambet?" cibir Ardian, "nggak, aku nggak senyum-senyum!" sangkalnya. "tubuh kamu berat juga, kamu makan apa sih?" tanya Ardian, "ehm....menurut kamu aku makan apa?" godanya, mencoba mencairkan amarah pria itu. Tapi pria itu malah diam tak menyahut.


"Kamu masih marah ya, aku kan sudah minta maaf!"


Ardian tak menjawab, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Di sebuah loteng, Ardian menurunkan Selsa dari punggungnya. Gadis itu celingukan, "kita ngapain ke sini?" tanyanya.

"Kamu banyak mulut ya?"

"Mulut aku cuma satu kok!" sahutnya seraya merabat bibirnya, Ardian memandangnya dalam. Membuat pipi Selsa kembali merona, "kenapa?" tanyanya gugup. Ardian menarik tubuh Selsa ke depan tubuhnya, lalu menaruh satu telapak tangannya di depan mata gadis itu. Menutupinya. Tangan yang lain memegang bahunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun