"Kau duluan."
Kami tertawa ketika kami kompak bersuara lagi. Akhirnya aku menepuk lengannya dan benar-benar menyuruh Choeun bicara duluan.
"Aku tidak tau bagaimana video itu bisa direkam dan aku tadinya kesini untuk ngobrol dengan Chungdae. Tapi aku sekarang makin tak yakin karena... masalah baru muncul kan? Video itu."
"Kau memang perlu ngobrol dengan Chungdae. Daripada masalah kalian semakin runyam. Kalau kau ingin menyelamatkan hubungan kalian, pokoknya bicarakan itu," nasehatku, "ngomong-ngomong yang baru kau temui itu mantanku."
"SIAPA? PARK HYUNBIN ITU?"
"Jangan teriak!"
Akhirnya Choeun menemaniku nyaris seharian di caf. Kami sudah berjanji akan pulang bersama nantinya. Choeun, seperti biasa, heboh sekali ketika menerima informasi yang menurutnya seru. Rupanya hubunganku dan Hyunbin oppa cukup seru baginya. Aku capek sekali menjawab semua pertanyaannya dan menceritakan segala yang sudah terjadi termasuk insiden yang melibatkan Dongsun, dan ketika aku selesai bercerita dan dia tak lagi bertanya, sudah jam delapan malam saat itu. Sejam lagi caf akan tutup. Saat itu juga, Dongsun masuk caf, dan secara tak terduga, Chungdae bersamanya juga.
"Hai Choeun noona! Noona disini juga rupanya," sapa Dongsun ceria.
"Ah ya... maaf aku melewatkan pertandingan kalian. Aku baru datang tadi siang. Kudengar permainanmu bagus sekali, Dongsun."
"Tapi aku tetap dikalahkan Chungdae."
Chungdae dan Choeun hanya saling menatap dan aku menyenggol lengan Choeun. Aku juga berusaha membuat kontak mata dengan Chungdae. Chungdae tampaknya memahamiku dan perlahan mendekati Choeun. Dia menggandeng tangan Choeun dan mereka keluar. Choeun yang tampaknya tidak menolak Chungdae membuatku sedikit lega.