Aku tiduran di pangkuan Choeun noona sambil menceritakan padanya bagaimana kronologis aku menjadi "model dadakan" bulan lalu. Choeun noona tampak tidak marah lagi, tapi dia tampak agak termenung sambil sesekali mengusap rambutku.
"Jadi begitulah. Memang sih aku belum ada tawaran iklan atau drama apapun, tapi tak apa, namanya juga aku masih rookie di dunia ini," jelasku panjang.
"Dan itu berarti... kegiatanmu adalah kuliah, berolahraga dengan tim inti kampus, lalu entah menjadi model atau aktor..."
"Ya, mungkin akan begitu nantinya. Untuk sementara sih yang bagian menjadi model atau aktor bisa diganti dengan latihan drum."
"Aku hanya memikirkan... kalau kau akan sangat sibuk nantinya."
Aku menangkap sorot sedih di matanya: dia benar. Aku harus tetap menempatkannya sebagai prioritas, selain menghabiskan waktu bersama keluargaku.
"Bagaimana kalau aku sering menginap disini kalau kegiatanku selesai di area sekitar sini atau sudah cukup malam untuk pulang ke rumahku?"
"Kau pikir apartemenku ini hotel?"
Sudut bibir Choeun noona berbentuk senyuman, aku tau dia setuju dengan ide itu, meski dia menolak mengatakannya secara langsung. Aku memeluk pinggangnya dan mengubur wajahku di perutnya.
"Hentikan itu Chungdae, geli tau!"
"Tak mau, aku mau disini saja."