"Tunggu eonni, tidak perlu susah payah. Kurasa aku bisa mendapatkan penggantinya. Kubawa dia sekarang ya."
Setelah menutup ponselnya, Youngkyong menelan sup ramyeon dengan sangat bersemangat, aku takut tenggorokannya akan terluka oleh sup yang panas itu.
"Ada apa? Kenapa kau jadi buru-buru?"
Mendadak dia berdiri dan menggandeng tanganku.
"Ayo oppa."
"Hah? Ayo? Kenapa? Kemana?" tanyaku bingung.
"Pokoknya ikut saja."
Apa yang terjadi dalam satu jam terakhir sangat membingungkanku. Youngkyong membawaku ke agensinya dan mendadak aku disuruh menjadi pengganti model pria yang seharusnya menemaninya melakukan pemotretan. Aku bingung, kenapa harus aku dan apa yang harus kulakukan? Pertama-tama aku disuruh mandi di kamar mandi agensi yang sangat luas dan super bersih. Ya, aku perlu mandi karena aku sangat berkeringat. Lalu aku disuruh memakai kemeja berwarna kuning cerah dan duduk di depan meja rias dan membiarkan orang-orang "menggerayangi" tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki.Â
Seseorang datang kepadaku dan memberiku briefing bahwa aku akan memerankan sejenis "pasangan" Youngkyong di pemotretan untuk isi majalah ini, tapi wajahku tidak akan terekspos seluruhnya, meski akan ada sekitar tiga pose yang memperlihatkan side profile dari wajahku sebanyak 30% saja. Aku tak yakin aku bisa berpose dengan baik untuk hal yang tampak professional begini, dan lagipula malah aku yang biasanya jadi fotografer, bukan modelnya. Tapi rupanya aku hanya mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Pemotretan selesai hanya dalam 40 menit, dan aku menunggui Youngkyong selesai ganti baju di depan ruangan pemotretan. Hyera-ssi yang disebut Youngkyong sebagai "eonni yang mengurusi proyek antara agensi dan majalah" menghampiriku.
"Chungdae-ssi?"
Aku menundukkan kepalaku sedikit dan menegakkan posisiku dari bersandar di tembok.