Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [16]

10 Januari 2021   12:32 Diperbarui: 10 Januari 2021   12:50 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ah baiklah Donghyun

Kurasa aku akan ke apartemen kalian untuk memastikan keadaan

Titipkan salamku pada Choeun

Baiklah, noona

"Terima kasih untuk traktiran dan bantuannya hari ini, oppa," ujarku setelah turun dari mobil Hyunbin oppa.

"Jangan lupa minum obatnya dengan teratur dan jangan membuatku khawatir."

Aku mengabaikan bagian "jangan membuatku khawatir" dan melambai padanya. Untuk apa dia khawatir denganku? Aku bahkan lebih mengkhawatirkan Dongsun sekarang. Aku naik ke apartemennya dan menekan bel di pintu apartemennya, tapi setelah empat kali menekan bel, tak ada tanda-tanda pintu akan dibukakan. Apa benar terjadi sesuatu pada Dongsun? Rasanya dia tidak akan tidur sampai seperti ini kan? Lagipula dia bukan Donghyun yang tidurnya lebih seperti orang mati... atau Chungdae, yang menurut Choeun, hampir tidak mungkin bisa dibangunkan. Akhirnya aku menekan password apartemen itu. Semenjak aku sering mampir ke apartemen mereka, akhirnya Hyereum-ssi memutuskan untuk membagikan password apartemen mereka kepadaku, menurutnya untuk mempermudah kunjunganku kesini. Lampu depan menyala ketika aku masuk ke apartemen mereka, tapi ruang tengah mereka hanya disinari lampu temaram. Aku mengganti sepatuku ke sandal rumah dan melangkah perlahan.

"Dongsun? Dongsun-ah?"

Aku mengetuk pintu kamar Min brothers, namun tak terdengar suara apapun. Akhirnya aku membuka pintunya dan kamar itu gelap gulita. Aku menyalakan lampu ruangan, lalu melihat ponsel Dongsun tergeletak begitu saja di ranjang. Kenapa dia meninggalkan ponselnya? Kemana dia? Untuk memastikan keadaan, aku mengecek kamar tamu, tapi kamar itupun kosong. Rasanya aku tidak perlu mengecek kamar orangtuanya, itu akan tampak tidak sopan, apalagi aku tau orangtuanya tidak ada di rumah. Aku tidak tau bagaimana menghubunginya sekarang, aku hanya bisa menunggunya. Aku memutuskan berbaring di sofa empuk di ruang tamu dan menonton TV. Dongsun... kau ada dimana? Aku mengkhawatirkanmu. Dan perutku mulai terasa tidak nyaman lagi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun