Konser yang berlangsung dua jam sepuluh menit itu akhirnya berakhir pada jam delapan malam kurang sepuluh menit. Konsernya sangat memuaskan, aku menggila sepanjang menontonnya. Aku berteriak, melompat dan beberapa kali memukuli Donghyun. Donghyun beberapa kali bersorak, tapi dia tidak melompat seperti aku. Sekarang aku merasakan efek lompatanku karena kakiku pegal sekali. Aku berjalan perlahan keluar dari area stadion ke jalanan yang ramai. Jalanan dipenuhi penonton dari konser yang masih membahas segala hal yang berhubungan dengan konser tadi.
"Noona? Apakah noona lapar? Kita mampir dulu atau aku akan langsung mengantarmu pulang?"
"Aku lapar, tapi aku juga pegal."
Donghyun berhenti berjalan dan menoleh karena aku tertinggal. Pasti aku terlihat berantakan sekali sekarang karena aku juga berkeringat. Donghyun tertawa sambil menghampiriku.
"Apa? Kau mau mengejekku?"
"Hmm... aku..."
Dia tidak mengatakan apapun tapi masih tertawa. Dia masih membawa tasku, tapi saat itu dia memindahkan tas itu ke dadanya dan berjongkok membelakangiku. Ini bukan yang pertama kalinya untukku, dan mendadak aku ingat apa yang Chungdae lakukan untukku di subway station beberapa tahun yang lalu. Aku mendengus tertawa karena sekarang Donghyun melakukan hal yang sama untukku.
"Dan aku akan menjadi kakimu juga sebagai balas budi untuk segala yang gratis hari ini."
Aku tertawa lagi dan melompat ke punggungnya, tapi dia dengan sigap melingkarkan lengannya di kakiku.
"Baiklah, kuda, aku mau ke kafe untuk malam ini. Ayo kita makan disana tapi kali ini kau yang traktir," ujarku sambil memeluk lehernya.
Kudengar tawa Donghyun lagi ketika dia menjawab, "baik. Kuda siap berangkat!"