Aku tersenyum ketika melihatnya cepat-cepat meraih roti. Mungkin dia kelaparan karena dia sangat sibuk.
"Bagaimana dengan hari ini? Apakah semuanya berjalan dengan lancar?"
"Lancar, tapi aku capek sekali," keluhnya dengan mulut penuh dengan roti, "bagaimana denganmu?"
"Barusan aku belajar mata kuliah bersamaan dengan Bojin hyong."
"Wah sudah kuduga kalian suatu hari akan bertemu. Tapi ada satu hal yang kusyukuri," ujar Eunyul noona lalu menelan cepat-cepat, "bahwa dia satu jurusan denganmu, bukan dengan Donghyun atau Chungdae. Bisa bayangkan mereka duduk bersama dalam damai selama beberapa menit tanpa ada salah satu dari kita yang mengawasi mereka?"
Aku tertawa membayangkan itu, "kurasa Donghyun bisa mengendalikan diri, tapi dia pasti akan mengamuk di rumah. Kalau Chungdae... aku tak yakin."
Aku ikut meraih roti yang lain, lalu sesaat kami diam karena sibuk makan.
"Noona?"
"Ya?"
Eunyul noona baru saja meletakkan cup kopi yang diminumnya.
"Dosen yang baru saja mengajarku adalah pria yang bersama dengan noona di malam Natal itu."