Perlahan, Yoonsung mampu melihat dengan baik: melihat Valene yang wajahnya basah oleh air mata dan Kyungju yang berkeringat. Tapi mata mereka berdua berbinar senang.
        "Apa yang terjadi?" tanya Yoonsung, suaranya serak.
        "Akhirnya kau bangun juga! Kami kira kami akan kehilanganmu setelah... setelah kau jatuh!" seru Valene dengan suaranya yang gemetar.
        "Beruntung sekali, tim dari rumah sakit yang dibawa Sekretaris Kim sudah mempersiapkan jaring penyelamat di bawah kita. Aku bahkan tidak menyangka Sekretaris Kim lebih memilih membawa tim medis daripada polisi," ujar Kyungju.
        Mata Yoonsung menyelidiki mereka berdua. Di lengan Valene terdapat luka lebam, Kyungju terlihat berantakan dan kemejanya terlihat terkoyak di beberapa tempat. Apakah semua ini perbuatannya? Apakah dia benar-benar nyaris membunuh mereka? Tidak, aku tidak ingin menyakiti mereka, batin Yoonsung.
        "Bagaimana keadaanmu? Haruskah kupanggil dokter?"
        "Tidak usah, hyong. Aku... baik-baik saja. Bahkan aku merasa lebih baik setelah melihat kalian berdua disini."
        Valene menyentuh lembut bahu Yoonsung dan Yoonsung tersenyum lembut padanya.
        "Maafkan aku, noona, hyong... maafkan keegoisanku."
        "Tidak, kumohon lupakan saja itu Yoonsung. Aku... setelah mengingat semuanya... aku merasa bersalah..."
        "Jangan mengasihani aku, hyong. Aku harusnya tidak boleh iri pada apa yang kau miliki dan apa yang tak aku miliki. Aku harusnya mensyukuri apa yang aku miliki saat ini tanpa harus menjadi lebih serakah. Aku minta maaf, pada kalian berdua. Aku akan merestui kalian dengan sepenuh hati mulai dari sekarang."