Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [12]

24 Desember 2020   21:48 Diperbarui: 24 Desember 2020   22:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Membosankan sekali. Kenapa kalian mati-matian mau makan disini? Kita kan bisa ke caf lain? Aku tak suka mengantri begini."

"Hyunah-ya, kita tak boleh ke caf lain hari ini atau kita tak akan mendapat kesempatan cuci mata yang bagus sekali hari ini."

"Apa sih yang kalian maksud?"

"Lihat mereka!"

Aku yang baru saja akan keluar dari pintu masuk untuk menghampiri antrian, bisa mendengar para gadis di tengah antrian yang mengobrol. Mereka berlima, dan yang paling tinggi di antara mereka terlihat bersungut-sungut. Salah satu temannya menunjuk-nunjuk Bojin hyong yang sekali lagi, hanya puncak kepalanya yang terlihat dari tempatku berdiri. Kata Dongsun hyong aku harus menenangkan pelanggan, ya baiklah aku saja yang mengobrol dengan mereka.

"Maaf, jika kalian bisa menunggu sekitar lima belas menit lagi, kami pasti bisa mendapatkan tempat untuk kalian," jelasku sambil sedikit membungkukkan badan.

Aku sebenarnya tidak tahan melihat gadis-gadis yang seperti ini, tapi demi Million Stars, aku melakukannya. Gadis yang tadi menunjuk Bojin hyong sekarang memandangiku dari atas sampai ke bawah, dan gadis yang bersungut-sungut juga memandangi wajahku. Well, dilihat dari dekat, gadis ini terlihat "mewah" aku bahkan bisa merasakan auranya yang "mewah." Aku mengerti mengapa dia tak suka mengantri. Mungkin dia member VIP dimanapun dia pergi.

"Baik, kami akan menunggu. Tapi syaratnya, kau temani kami menunggu."

Bahkan nada suaranya terdengar "mewah" dan arogan pada saat yang bersamaan. Dia tidak memohon, tapi dia memberi perintah. Dan aku tidak suka diperintah sebenarnya, tapi aku melihat Hyeil hyong di ambang pintu yang kurasa mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan dan dia menganggukkan kepalanya ke arahku seolah mengatakan "lakukanlah Donghyun." Dan pilihan apa yang kupunya selain berdiri di samping rombongan gadis ini dan menemani mereka? Kini makin banyak orang yang memandangiku dan aku makin tidak nyaman. Penderitaanku akhirnya berakhir ketika mereka sudah siap memasuki caf dan Chungdae hyong mengambil alih mereka.

"Silakan, akan aku antarkan kalian ke tempat duduk di lantai dua," ujar Chungdae hyong sambil memaksakan senyum (aku tau itu dipaksakan, meski mungkin orang lain mengira itu senyum tulusnya).

"Kau mau kemana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun